BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pandemi Covid-19 kian mengganas dan sudah menjangkitkan 18 juta lebih manusia dengan kematian yang mencapai 696.316 orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kepada semua negara agar sungguh-sungguh dalam mencegah pandemi ini, karena jumlah korban kian meningkat.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan, mendesak semua negara untuk secara ketat menegakkan langkah-langkah kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak sosial, mencuci tangan, dan melakukan pengujian.
“Pesan kepada orang-orang dan pemerintah jelas, Lakukan itu semua,” kata Tedros pada pengarahan dari Kantor Pusat WHO di Jenewa, Senin (3/8/2020) malam, seperti dikutip, bgr.com.
Tedros menekankan, masker wajah harus menjadi simbol solidaritas di seluruh dunia guna menekan penyebaran virus Corona. Protokol kesehatan harus diindahkan untuk semua aktivitas pekerjaan dan sosial.
“Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga dan kami semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang dapat membantu mencegah orang dari infeksi. Namun, saat ini tidak ada solusi sederhana, mungkin tidak akan pernah ada,” ucap Tedros.
Sementara Ryan menimpali, negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi, termasuk Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar. Tercatat sampai Senin malam, 2.750.318 warga Brasil terjangkit dengan total yang meninggal 94.665 orang.
Sedangkan 1.855.331 penduduk India terserang Covid 19, sementara telah 38.971 orang meninggal dunia. “Jalan keluarnya panjang dan membutuhkan komitmen yang berkelanjutan,” ujar kata Ryan.
Para pejabat WHO mengatakan tim investigasi tingkat lanjut di Cina, tempat virus itu berasal, belum kembali. Sebuah tim lebih besar yang terdiri dari para ahli Cina dan internasional yang dipimpin oleh WHO, direncanakan diterjunkan untuk mempelajari asal-usul virus di kota Wuhan, walaupun waktu dan pengaturannya belum jelas.
Di sisi lain, Tedros mendesak para ibu untuk terus menyusui anak-anak mereka walaupun mereka menderita COVID-19, karena manfaatnya “secara substansial” melebihi risiko dari infeksi itu sendiri. [] Anto