Serunya Bincang Bisnis Tanaman Hias di IPB University
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Sapa Agrianita Fakultas Pertanian IPB University menghadirkan bincang bisnis tanaman hias “Mengubah Hobi Menjadi Peluang Usaha”, Selasa (21/9/2021). Bincang Bisnis ini menghadirkan pakar di bidang tanaman hias untuk berbagi cerita inspiratif. Terutama bagi para anggota Agrianita IPB University yang memiliki hobi bertanam tanaman hias.
Retna Widayawati, Ketua Agrianita IPB University mengatakan kegiatan tersebut menunjukkan peran kampusnya dalam memajukan bisnis tanaman hias. Harapannya, pengetahuan tersebut dapat dibangun dan ditularkan kepada anggota Agrianita IPB University.
“Tetapi bagaimana hobi tersebut, hobi yang sudah menghinggapi kita semua di Agrianita mampu sedikit demi sedikit bisa kita angkat, bisa kita olah untuk dikembangkan lebih lanjut dalam sebuah usaha yang lebih serius,” ungkapnya dalam rilis IPB, Minggu (26/9/2021).
Sementara itu, Dr Sugiyanta, Dekan Faperta IPB University menyambut baik kegiatan silaturahmi yang juga merupakan ajang berbagi pengetahuan tersebut. Ia melihat organisasi Agrianita IPB University sebagai organisasi produktif dan luar biasa.
“Peran Agrianita diharapkan dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keahlian sesama anggota sebagai bagian dari Fakultas Pertanian,” ujar Dr Sugiyanta.
Imadudin, Owner CV Tiara Nursery yang juga Alumnus IPB University berbagi kisahnya tentang usaha tanaman hias yang ia rintis sejak 15 tahun lalu. Kini, bisnis bakulannya itu telah merambah menjadi greenhouse. Imadudin mengaku, bisnisnya berawal dari modal minim, tetapi sekarang omset per bulannya mencapai 150 juta rupiah.
“Hobi itu jangan menghabiskan uang namun menghasilkan uang,” pesannya, Dengan hobinya itu, Imadudin memiliki dua keuntungan, yaitu hobinya terpenuhi dan bernilai ekonomi.
Adapun Redi Fajar Kurniawan, Owner RAV House PT Ravindo Sukses Mulia juga memutuskan sebagai pengusaha tanaman hias karena melihat tren global. Menurutnya, tren tanaman hias ramai diincar konsumen. Ia memulai pemasaran kecil-kecilan lewat media sosial dan marketplace, hingga menjadi eksportir pada tahun 2018.
Berdasarkan keberhasilan tersebut, ia mengintensifkan pemasaran melalui media media. Saat ini, ia memiliki beberapa nursery di Pondok Bitung Sukamantri, Teaching Farm di IPB University, dan Plant Shop di Bandung.
Ia mengungkapkan, demand yang cukup tinggi memotivasinya untuk membangun laboratorium kultur jaringan demi kontinuitas supply. Hal tersebut yang membedakan pebisnis entry level dan level lebih tinggi. Harga tanaman hias yang dihasilkan pun lebih tinggi dan dari segi estetika lebih indah. Regulasi karantina untuk komoditas tanaman hias juga dinilai tidak menyulitkan.
“Pemerintah juga mempunyai program gratieks (gerakan tiga ekspor), semua komoditas pertanian mereka galakkan untuk gerakan tiga ekspor yakni industri, volume, dan valuenya, mereka sangat supportif untuk ekspor ini,” tambahnya.
Dr Awang Maharijaya, Kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB University mengatakan IPB University telah bekerja sama dengan Tiara Nursery untuk membangun teaching industry di Sukamantri. Adapun arahnya untuk kepentingan penelitian dan pendidikan.
Integrasi nursery dengan teaching industry tersebut penting untuk mengamankan aset. Bahkan, melibatkan mahasiswa untuk penelitian dan magang dalam menunjang MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Setelah kerjasama tersebut bersambut , dalam setahun bentuk dan standar nursery terlihat jauh lebih baik. Teaching Industry atau Kebun Percobaan IPB Sukamantri tersebut juga terbuka bagi kolaborasi dengan alumni IPB University lainnya.
“Sebetulnya kalau di kita, bukan kerja sama bisnis murni, karena kita adalah perguruan tinggi, tentu saja yang kita harapkan sekali adalah daya ungkitnya untuk penyelenggaraan proses penelitian, pendidikan dan peningkatan softskill mahasiswa sebelum lulus ataupun menjadi inkubator bisnis bagi lulusan baru,” terangnya. [] Hari