BOGOR-KITA.com, BOGOR – Meski masih diragukan banyak pihak, Rusia berencana mendaftarkan vaksin covid-19 yang dikembangkannya sebagai vaksin pertama di dunia pada 12 Agustus. Vaksin covid-19 ini dikembangkan bersama oleh Gamaleya Research Institute dan Kementerian Pertahanan Rusia.
Namun, data uji klinis dan dokumen lain dari vaksin Covid 19 Rusia saat ini sedang dalam peninjauan ahli. Menurut Kementerian Kesehatan Rusia, keputusan pendaftaran akan dibuat berdasarkan hasilnya.
“Dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftarkan vaksin yang dikembangkan oleh Gamaleya Research Institute Kementerian Kesehatan, termasuk data uji klinis, sedang dalam kajian ahli. Keputusan pendaftaran akan dibuat berdasarkan hasil kajian,” tulis pernyataan Kementerian Kesehatan Rusia.
Seperti dikutip Sputnik news, Minggu (9/8/2020), Wakil Menteri Kesehatan Rusia Oleg Gridnev mengatakan, uji klinis fase-3 dari vaksin Covid 19 sedang berlangsung. Dia juga mengatakan, lansia dan profesional medis akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksinasi.
Uji klinis vaksin virus corona Rusia sedang dilakukan di dua institusi, Rumah Sakit Klinik Militer Utama Burdenko dan Universitas Kedokteran Negeri Moskow Sechenov.
Uji klinis vaksin dimulai pada 18 Juni dan melibatkan 38 sukarelawan. Semua peserta mengalami peningkatan kekebalan tubuh. Grup pertama diberhentikan pada 15 Juli, dan grup kedua pada 20 Juli.
Tentang bagaimana vaksin Covid 19 yang mereka kembangkan, Alexander Gintsburg, Direktur Pusat Penelitian Nasional Gamaleya, mengatakan vaksin menggunakan partikel mati yang dibuat berdasarkan adenovirus. Dia menambahkan bahwa vaksin tersebut tidak akan membahayakan kesehatan seseorang.
Teknologi Rusia adalah vaksin vektor berdasarkan DNA adenovirus tipe SARS-CoV-2, virus flu biasa. Sebuah tim ilmuwan Rusia telah menyematkan materi genetik dari virus korona ke dalam virus pembawa yang tidak berbahaya untuk mengirimkan sebagian kecil patogen ke dalam tubuh manusia dan merangsang respons kekebalan.
Menurut Alexander, partikel COVID-19 dapat menyebabkan ketidaknyamanan maksimal, karena ketika antigen asing disuntikkan, sistem kekebalan tubuh individu yang divaksinasi akan mendapat dorongan yang kuat. Beberapa orang secara alami mengalami demam dalam situasi tersebut.
Selama uji klinis obat, suhu relawan naik menjadi 37-38 derajat Celcius. Gintsburg mengatakan, efek samping seperti itu dapat diatasi dengan mengonsumsi parasetamol.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak Rusia untuk mengikuti pedoman yang ditetapkan dalam memproduksi vaksin yang aman dan efektif.
Selain itu, ahli penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci juga telah memberikan peringatan, dengan mengatakan: “Saya sangat berharap bahwa Cina dan Rusia harus menguji vaksin dengan cermat, sebelum mereka memberikan vaksin kepada siapa pun”. [] Anto