Kota Bogor

DPRD Kritisi Pelayanan UGD RSUD Kota Bogor

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Banyaknya laporan dari masyarakat terkait pelayanan di RSUD Kota Bogor yang kurang baik dan tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) disoroti dan dikritisi oleh DPRD Kota Bogor.

Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kota Bogor Iwan Iswanto mengungkapkan, ada kejadian yang dialami Suliman warga Kelurahan Gunung Batu yang menderita penyakit jantung dan dibawa ke UGD RSUD pada Senin (29/6/2020) malam. Sesampainya di UGD RSUD Kota Bogor, tidak mendapatkan penanganan langsung dari tim dokter di UGD, padahal kondisi pasien yang menderita jantung membutuhkan pelayanan cepat.

“Kejadiannya sekitar pukul 20.00 WIB, kondisi pasien ketika sampai di UGD RSUD, tidak langsung mendapatkan pelayanan yang baik. Bukan itu saja, ada 1 pasien lainnya di dalam angkot tidak tertangani dan berada di luar UGD,” kata Iwan kepada wartawan Selasa (30/6/2020).

Iwan menuturkan, keterangan dari security UGD bahwa di dalam penuh, setelah dicek memang betul kondisinya penuh dan bed tertumpuk, tetapi ada bed kosong dan kursi roda tapi tidak dimanfaatkan dengan alasan kata petugas baru datang. Kalau merujuk kepada UU Kesehatan No 36 tahun  2009, tidak ada alasan apapun bagi masyarakat yang datang ke UGD harus ditangani, tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Ada pembiaran yang dilakukan pihak RSUD Kota Bogor.

Baca juga  SIM Keliling Kota Bogor Minggu 16 April 2023, Lokasi, Biaya dan Syaratnya

“Jadi ketika ada warga masyarakat siapapun yang datang harus dilayani. Ini harus menjadi evaluasi dan koreksi bagi RSUD Kota Bogor dalam bidang pelayanan untuk lebih baik lagi ke depannya,” tegasnya.

Soal penerapan protokol kesehatan di RSUD Kota Bogor sebagai RS rujukan covid, ternyata tidak diterapkan. SOP yang diberlakukan di RSUD tidak sesuai dengan penerapan kesehatan, contohnya ketika di UGD, tidak ada thermogun untuk mengukur suhu tubuh, padahal pada malam hari itu sangat banyak warga yang membawa pasien ke IGD RSUD.

“Ketika ditanyakan ke petugas, thermogun hanya digunakan dari pagi sampai jam 4 sore. Saya berharap kedepan tidak terjadi lagi pelayanan yang tidak maksimal di RSUD Kota Bogor ini,” jelasnya.

Baca juga  Ditambah 5 Hari, Pendaftar Calon Direksi RSUD Kota Bogor Tetap 3 Orang

Sementara, Ketua Komisi 4 Ence Setiawan, mengaku sangat prihatin terjadinya pembiaran atau tidak dilakukan pelayanan yang cepat terhadap pasien di UGD. Banyak laporan warga bahwa ketika membawa pasien ke UGD, selalu dikatakan bahwa ruangan penuh, padahal seharusnya setiap pasien masuk ke UGD, harus ditangani dulu.

“Kami prihatin dengan adanya pelayanan tidak maksimal dilakukan di RSUD. Semoga laporan warga ini menjadi evaluasi,” ucapnya.

Senada, Anggota Komisi 4 Said Mohan menuturkan, memang klasik sekali penanganan di bagian UGD RSUD yang selalu menjadi keluhan warga.

“Terutama bagi pasien gakin atau BPJS PBI selalu mendapatkan pelayanan kurang maksimal dan kurang baik ketika sedang berada di UGD. Padahal ketika pasien ada di UGD dan butuh penanganan cepat, maka siapapun pasiennya harus ditangani dan segera dilayani,” ujarnya.

Terpisah, Direktur Utama RSUD Kita Bogor dr. Ilham Chaidir membenarkan adanya kejadian di UGD yang dialami pasien menderita penyakit jantung. Dengan demikian Ilham menjelaskan bahwa saat itu kondisi ruang UGD memang penuh dan sedang dilakukan pembatasan di masa transisi. Jadi dibatasi itu dari mulai jumlah pasien hingga jumlah bed di UGD.

Baca juga  Pemkot Luncurkan SMS Gateway dan Call Center Pengaduan Warga

“Jadi memang keterbatasan dari kita soal petugas yang ditugaskan ke covid sehingga petugas di UGD berkurang. Sekarang sedang masa transisi dan belum normal pelayanan semuanya,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini sedang menerapkan zonasi di masa transisi, sehingga imbasnya terjadi pembatasan baik di jumlah bed hingga petugas pelayanan. Sedangkan pasien animo banyak tetapi agar semuanya aman dan petugas RSUD tidak terinfeksi, maka harus dilaksakanan pembatasan itu.

“Karena sedang transisi dan sekarang sedang mencari bentuk dan transisi zonasi, jadi nanti ketika pasien datang dan akan diterima lalu ditentukan zonasinya. Jadi ruangan zonasi akan dipikirkan karena baru dua minggu dijalankan. Masukan DPRD sangat kami terima dan akan diperbaiki terus,” pungkasnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top