Cidepit, Dulu Diapit Dua Sungai, Kini Terjepit Bangunan
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Kali Cidepit demikian orang Betawi menyebut aliran sungai ini karena pembuatannya dengan cara dikali/dipacul, jadi merupakan aliran sungai buatan.
Yang penting kita ketahui bahwa sungai ini dialirkan ke arah utara untuk kepentigan irigasi.
Daerah Buitenzorg sebelah barat diprioritaskan oleh VOC ketika itu untuk tanah pesawahan dan pertanian serta perkebunan.
Oleh karena itu sejak zaman Pajajaran dulu Bogor merupakan tanah agraris dan penduduknya juga jiwanya sebagai “pahuma” dan pasawahan.
Dengan kali Cidepit, orang Belanda mempersiapkan Bogor sebagai daerah percontohan untuk daerah jajahan lainnya.
Maka dibangunlah beberapa gedung penelitian yang diperuntukan bagi kemajuan pertanian ketika itu.
Keberadaan Cidepit sekarang seolah tidak berarti lagi. Padahal Cidepit dia memiliki perjalanan panjang yang seharusnya tidak bisa diabaikan begitu saja.
Beberapa bendungan penyaluran air dibuat dan dibangun dengan baik. Sepanjang aliran sungai Cidepit dilarang ada bangunan yang menjadi penghambat keleluasaan air yang mengalir.
Semua itu oleh Gemeente jaman Belanda diatur dengan penuh perhatian dan ditaati oleh semua penduduk sepanjang kali tersebut.
Tetapi sekarang, semua bisa melihat bagaimana keadaan Cidepit.
Tanah pesawahan dan perkebunan serta kolam ikan yang dibangun di bagian hilir, kini dialiri air racun deterjen pembersih baju.
Penduduk tidak bisa lagi mencuci piring apalagi mencuci beras.
Anak-anak sudah tidak bisa lagi mandi dengan penuh kegembiraan, dan kerbau pun enggan untuk minum air kali Cidepit.
Kita sama mengakui, kita telah berdosa kepada alam sekitar, mengubah zaman dengan pengrusakan lingkungan, membuang segala bentuk kotoran dari rumah mewah dan kumuh serta kotor dari bangunan-bangunan lainnya di sepanjang kali Cidepit.
llmu kita yang kita sudah akui maju dan modem, terkapar kalah oleh ilmu orang Baduy Kanekes yang kita sebut ketinggalah zaman. Dalam hal menjaga alam dan Iingkungan harus kita akui, kita kalah 100%.
Kali Cidepit dibuat untuk kesejahteraan petani yang berada di bagian utara Bogor mulai kampung Sindangsari hingga ke daerah Semplak mengalir merambah daerah pesawahan melalui irigasi yang diatur rapi.
Rupanya masyarakat sekarang sudah tidak membutuhkan lagi aliran irigasi untuk pesawahan mungkin karena tidak lagi membutuhkan padi sebagai makanan utama.
Apabila memerlukan beras cukup dengan beras kiriman dari daerah lain, bahkan membelinya dari mancanagara.
Begitu pula nasib dan kegunaan Cidepit sekarang telah dikesampingkan. Dia tidak lagi sepenuhnya digunakan untuk aliran sawah, tapi hanya untuk pembuangan hajat kotoran dan sampah.
Sepanjang tepi Cidepit tidak lagi diatur rapi dengan tanaman padi tapi tembok-tembok, bahkan tembok kuat itu menutupi wajah kali Cidepit.
Nama kali Cidepit diabadikan karena dia mengalir di antara himpitan “diapit’ dua sungai yang mengalir sejajar. Tapi Cidepit sekarang benar-benar terjepit dan terhimpit di antara bangunan perumahan dan perkampungan di sepanjang alirannya.
[] Admin/Hari/Disadur dari buku berjudul “Toponimi Bogor” karya budayawan Eman Soelaeman, atas seizin editor Dr Abdurrahman MBP.M.E.I.