Camat Bogor Utara Usulakan Warga Terdampak Banjir Cibuluh Dipindah dengan Pembebasan Lahan
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Kecamatan Bogor Utara menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Bogor Utara Tahun 2024 dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2025 yang berlangsung di Kelurahan Tanah Baru pada Rabu (24/1/2024).
Dalam kegiatan Musrenbang tersebut, Camat Bogor Utara, Riki Robiansyah merencanakan penanganan banjir lintasan yang kerap melanda puluhan rumah warga di RW 4 dan RW 6 Kelurahan Cibuluh.
Riki mengusulkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memberikan kepastian kepada warga yang menjadi langganan banjir agar dipindahkan melalui proses pembebasan lahan.
“Warga di 2 RW ini selalu terdampak banjir setiap hujan mengguyur. Saya berharap, mereka bisa mendapat kepastian dengan lahannya dibeli Pemerintah Daerah. Dengan mendapat ganti untung mereka bisa membangun tempat tinggal baru yang lebih aman,” kata Riki kepada wartawan.
Ia menjelaskan, bahwa, setelah dibebaskan, lahan tersebut bisa digunakan menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan menambah land banking Kota Bogor yang masih jauh dari ketentuan yakni sebesar 20 persen dari total luas keseluruhan kota.
“Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2021 tentang RTRW 2011-2031 dan UU nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang menyebut ada kewajiban Kota Bogor untuk menyediakan RTH atau land banking sebesar 20 persen. Sementara saat ini masih 4 persen. Opsi ini bisa dimanfaatkan untuk menambah besaran itu,” terangnya.
Menurutnya, solusi atas bencana ini perlu segera ditetapkan karena warga selalu merasa terganggu dan dirugikan.
Terlebih, ketika hujan deras daerah tersebut sering mengalami banjir mencapai ketinggian dada orang dewasa dan membutuhkan waktu hingga 5 jam untuk surut.
“Kalau hujan deras airnya sampe sedada orang dewasa,” katanya.
Sementara, Wali Kota Bogor, Bima Arya menyetujui usulan dsri Camat Bogor Utara. Dirinya melihat wilayah dan warga terdampak banjir lintasan memang perlu dialokasikan sehingga tidak terus menerus dilanda banjir dan kerepotan.
“Saya setuju harus dialokasikan menjadi land banking supaya ada lahan yang dibebaskan untuk jalur hijau dan mengurangi volume air yang mengalir ke warga,” ujar Bima Arya.
Ia mengatakan solusi permanen perlu segera dipikirkan, sebab masyarakat tidak bisa selamanya diberi penanganan sementara rumah susun.
Ia juga mengaku tak tega melihat warganya terus menerus kerepotan lantaran dilanda banjir dalam jangka waktu yang lama. [] Ricky
Ikuti Bogorkita di Google News