Bapenda Kota Bogor Cari Cara Dongkrak PAD
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor menggelar rapat koordinasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan perangkat daerah incomer semester 1 tahun 2022 di Onih Hotel, Jalan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Senin (11/7/2022).
Tujuan digelar rapat ini adalah untuk mendongkrak PAD tahun 2022 agar apa yang ditargetkan dapat tercapai, guna menyokong pembangunan Kota Bogor.
Plh Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, saat ini pandemi Covid-19 belum selesai, ditambah adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ini membuat situasi tidak mudah di tahun 2022 ini semestinya dioptimalisasi sejak awal karena sudah masuk PPKM level 1.
“Kita tahu, situasi di masyarakat berangsur normal. Hotel, kafe dan restoran sudah terjadi normalisasi, angka pemulihan sudah mencapai 90 persen hingga 100 persen kisaran hotel. Jadi bisa mulai lagi optimalisasi pendapat agar sesuai target sasaran. Misalnya BLUD sebagai salah satu incomer terbesar, tapi dari jumlah pendapatan Rp100 miliar lebih. Ini menandakan bahwa kebutuhan layanan kesehatan sangatlah dibutuhkan masyarakat dan tentunya diminati masyarakat,” ungkap Dedie.
Dengan dibutuhkannya layanan kesehatan, lanjut Dedie, saat ini semua harus berfikir untuk merencanakan RSUD kedua. Kenapa itu harus dimunculkan, karena melihat peluang membangun RSUD masih ada. Sebab, aset daerah di Badan Keuangan dan Aset (BKAD) ada sekitar 8.000-an aset.
“Income retribusi tidak masuk akal, daripada lahan terbengkalai bagusnya dimanfaatkan dan disewakan atau untuk yang menghasilkan. Ada dua OPD salah satunya dari Dispora yang pemasukannya bagus. Karena itu aset-aset yang sebelumnya tidak optimal agar dioptimalkan,” katanya.
Dedie memaparkan, ada pemasukan BKAD untuk retribusi hanya Rp1 miliar. Untuk itu, Dedie meminta untuk mengoptimalkan pemasukan BKAD tersebut. Salah satu opsinya adalah dengan membangun RSUD kedua. Sehingga income nya bisa mencapai ratusan miliar.
“Seperti pendapatan dari Bank Jabar Banten (BJB) ini lumayan, penyertaan modal harus ditambah,” ungkapnya
Namun, Dedie optimis target PAD Kota Bogor bisa tercapai bahkan di beberapa OPD dapat melebihi target misalnya BLUD RSUD Kota Bogor. Dedie menilai RSUD Kota Bogor cukup baik dalam pengelolaan pendapatan dan penerimaan.
“Kuncinya jangan terlena pasca pemulihan sehingga kurang semangat. Untuk RSUD saya usulkan lahan 9 hektar di Rancamaya sebagian untuk RSUD kedua. Kemudian untuk sarana olahraga pendapatan cukup baik dari pendapatan lapangan tenis, basket, bola dan lainnya. Aset bisa juga dijadikan sarana olahraga, kemudian adanya PBG, retribusi IMB belum ditarik padahal selama Perda baru belum keluar, retribusi bisa ditarik,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana menuturkan, dirinya sudah melaporkan ke Plh Wali Kota Bogor untuk evaluasi pendapatan semester 1 pajak dan retribusi daerah.
Menurut Deni, paling rendah realisasi pendapatan retribusi hanya 25,81 persen sementara ini sudah pertengahan tahun. Pajak daerah mencapai 47,04 persen atau hampir 50 persen sehingga masih on the track.
“Untuk target retribusi tahun 2022 ini Rp36,3 miliar, di pertengahan tahun ini belum mencapai 50 persen. Untuk target PAD Rp1,11 triliun, tengah tahun ini sudah terealisasi Rp556 miliar. Tadi yang menjadi catatan Plh Wali Kota Bogor yang kemudian ditinjaklanjuti oleh Plh Sekda dan langkah kedepan seperti apa. Kami ingin realisasi tercapai, permasalahan mudah-mudahan diketahui sejak dini jangan sampai akhir tahun baru diketahui,” jelasnya.
Deni menambahkan, untuk pertengahan tahun ini ada kendala yaitu IMB yang menjadi PBG. Ada surat keputusan tiga menteri bahwa pemerintah boleh memungut retribusi IMB dengan aturan lama sepanjang belum keluar Perda PBG. Itu yang awal tahun ini menjadi kebijakan pemerintah pusat.
“Tapi memang ada proses. Tadi BUMD belum menyetorkan karena adminitrasi menunggu laba bersih Perumda PPJ dan Tirta Pakuan. Tetapi usulan saya dan Plh Sekda ada pembayaran pendahuluan untuk pembangunan,” pungkasnya. [] Ricky