BOGOR-KITA.com – Diakui Wali Kota Bogor Bima Arya bahwa membangun kultur jauh lebih sulit dibandingkan membangun infrastruktur, karena jika membangun infrastruktur bisa langsung berjalan jika mempunyai uang (anggaran). Tetapi membangun kultur belum tentu dapat dilakukan meski memiliki uang.
Begitu pun halnya dengan persoalan kebersihan, yaitu berkaitan dengan membangun kultur. Ini seperti diceritakannya kembali bahwa masa lalu Kota Bogor pernah meraih Piala Adipura selama delapan kali berturut-turut, namun sayang sudah cukup lama hingga saat ini belum bisa meraihnya kembali.
Hal itu dikatakan wali kota saat menghadiri acara Malam Anugerah Bogorku Bersih 2 di IPB International Convention Center (IICC), Botani Square, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Jumat (18/8/2017) malam.
“Padahal anggaran yang dialokasikan untuk kebersihan ini sama-sama besar. Artinya ini bukan soal komitmen anggaran, bukan soal infrastuktur. Tapi ini soal kultur warga,” tegasnya
Kata kunci untuk membangun kultur, katanya, hanya satu kata yaitu kolaborasi. Oleh sebab itu, warga Kota Bogor patut bersyukur dan bangga atas kolaborasi yang cantik antara semua elemen yang terlibat pada kegiatan Bogorku Bersih.
“Rasanya belum pernah ada kolaborasi yang demikian masif di Kota Bogor dan melibatkan semua elemen masyarakat. Dan tidak pernah ada RT dan RW sebagai pemimpin lokal yang menjadi inspirasi bagi warganya,” papar Bima.
Kolaborasi tersebut, dikatakannya, penting. Karena Pemerintah Kota Bogor jika tidak didorong, diingatkan, dikritisi mungkin akan terjebak pada bussiness as ussual. “Ya, rutinitas yang itu-itu saja,” imbuhnya.
Selain wali kota, acara itu turut dihadiri Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman dan Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, para pimpinan Muspida, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pimpinan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), para camat serta lurah. []Admin
