Refleksi Akhir Tahun DPRD Kota Bogor, Ini Catatan Atang Trisnanto
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor menggelar refleksi kinerja 1 tahun sidang di Cappelen Avenue, Kebun Raya Bogor (KRB), Minggu (20/12/2020).
Refleksi kinerja 1 tahun sidang ini digelar untuk mengevaluasi hal yang sudah dikerjakan dan hal yang belum dikerjakan oleh DPRD Kota Bogor.
“Hal ini dilakukan untuk memacu DPRD meningkatkan kinerja di tahun-tahun berikutnya,” kata Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto kepada wartawan.
Atang Trisnanto mengatakan dari 1 tahun sidang DPRD Kota Bogor periode 2019-2024 memiliki fungsi legislasi sendiri dan sudah menyelesaikan 17 Rancangan Peraturan Daerah (raperda).
“Di bulan Agustus sampai Desember 2019 kita bisa langsung menyelesaikan 7 raperda sekaligus dimana 3 raperda merupakan luncuran dari 2017, 2 raperda luncuran 2018 dan 2 raperda luncuran 2019,” ungkapnya.
Sementara di tahun 2020, DPRD Kota Bogor sudah menyelasaikan 10 raperda dari 14 raperda yang ditargetkan selesai. “Sehingga masih ada 4 raperda lagi yang sedang dilakukan pembahasan dan mudah mudahan bisa segera selesai,” katanya.
Dalam fungsi anggaran, lanjut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, DPRD sudah mencoba memberikan evaluasi dan kesepakatan dengan tim anggaran Pemerintah Kota (pemkot) Bogor untuk merefocusing sasaran pembangunan sesuai dengan visi Kota Bogor yaitu kota ramah keluarga.
“Kota Bogor ramah keluarga adalah memastikan seluruh tempat di Kota Bogor ini ramah untuk keluarga tidak hanya ada di satu tempat atau di pusat kota saja,” ujar Atang.
Dengan demikian, kata Atang dengan visi kota ramah keluarga ini, pihaknya akan mengarahkan anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan penguatan infrastruktur dan aktivitas ekonomi.
“Dengan hal itu maka keluarga bisa tumbuh dengan baik dan infrastruktur kita bangun di seluruh Kota Bogor, agar pembangunan bisa dirasakan oleh seluruh warga Kota Bogor,” jelasnya.
Dengan begitu, tambah Atang dirinya pastikan pengawasan yang diputuskan melalui kebijakan raperda dan kebijakan angggaran bisa terlaksana dengan baik.
“Kita melihat masih banyak kekurangan seperti banyak anggaran yang tidak tereksekusi karena gagal dilaksanakan dan proyek pembangunan yang masih belum maksimal karena spek-nya turun. Ini menjadi catatan agar anggaran yang sudah dianggarakan dan kebijakan yang sudah dibuat bisa terimplementasi seoptimal mungkin,” tutupnya. [] Ricky