Prof Arif Satria: Holding Pangan Dapat Tingkatkan Efisiensi dan Koordinasi BUMN
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Rektor IPB University Prof Arif Satria menanggapi rencana pemerintah terkait pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan di akhir September 2021. Menurutnya, holding dinilai dapat menjadi solusi untuk mengintegrasikan bisnis sektor pangan dari hulu ke hilir. Dengan begitu, harapannya ketahanan pangan dapat terwujud.
Demikian dikatakan Arif Satria dalam keterangan yang diunggah di laman ipb.ac.id, Jumat (10/9/2021).
Ia menuturkan pembentukan holding penting demi meningkatkan efisiensi dan memperkuat koordinasi antar kementerian BUMN. Ia menilai koordinasi antar kementerian BUMN agak sulit sebelum dibentuknya Holding Pangan.
Menurutnya, pangan harus dikelola dengan cara-cara bisnis. BUMN sebagai agen pembangunan negara harus memberikan sumbangan kepada negara dan melakukan perintisan usaha.
Ia menyebutkan BUMN sebagai entitas bisnis memerlukan research and development (R&D) yang kuat. Penguatan R&D tersebut turut diperkuat dengan inovasi dari lembaga-lembaga riset yang andal. Lembaga riset BUMN harus berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga lainnya dalam upaya hilirisasi.
“Banyak inovasi-inovasi yang muncul di perguruan tinggi, di lembaga riset. Di sisi lain ada demand. Oleh karena itu, selama ini ada mismatch, tidak ada pertemuan antara kedua belah pihak. Menurut saya ini harus ada bridging, upaya menjembatani supaya inovasi-inovasi luar biasa yang dihasilkan oleh berbagai lembaga penelitian itu benar-benar bisa dimanfaatkan oleh BUMN,” kata Prof Arif Satria dalam segmen spesial FoodAgri Squawk Box, CNBC Indonesia Kamis (9/9/2021).
Ia mencontohkan upaya Perindo (Perum Perikanan Indonesia) mengawali pembangunan pabrik pakan ikan dan udang pertama. Upaya tersebut penting untuk mengembangkan teknologi terbarukan bagi industri pakan di sektor akuakultur.
Menurutnya, teknologi pakan tersebut dapat ditangani oleh lembaga riset agar lebih efisien. Dikarenakan teknologi pakan selalu membutuhkan pendalaman teknologi untuk menghadapi persaingan pasar.
“Apalagi di era 4.0, ini saya kira sangat penting sekali untuk bisa memahami bagaimana teknologi-teknologi terkini dengan IoT (internet of things), dengan artificial intelligence itu bisa diterapkan. Menurut saya yang paling bisa cepat untuk menerapkan adalah BUMN. Satu karena punya modal, kedua punya jaringan, (lembaga) ini bisa menjadi perintis usaha,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa baik perusahaan swasta maupun pihak lain nantinya dapat mencontoh BUMN dalam penerapan teknologi 4.0. BUMN dapat memulai penerapan teknologi tersebut karena semakin pentingnya akurasi data. Terlebih lagi langkah tersebut krusial demi menanggapi berbagai perubahan di era 4.0. [] Hari