Sugeng Teguh Santoso
BOGOR-KITA.com – Polisi harus mengusut tuntas motif di balik pembunuhan wartawan Nurbaeti. Hal ini dikemukakan praktisi hukum Sugeng Teguh Santoso kepada BOGOR-KITA.com, di Bogor, Senin (20/7/2015).
Menurut Sugeng, pengusutan motif di balik pembunuhan watawan Nurbaeti sangat penting diseriusi oleh polisi agar terungkap motif yang sebenarnya. Jika tidak, hal itu akan menjadi teror tersendiri bagi wartawan. “Kalau wartawan sudah terteror, akan berdampak negatif bagi perkembangan demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia,” kata Sugeng yang juga pendiri Lembaga Bantuan Hukum Keadilan Bogor Raya (LBH KBR).
Berdasarkan pemberitaan media massa, ada dua motif pembunuhan Nurbaeti. Perrtama terkait perampokan murni. Hal ini terindikasi dari pernyataan awal Kapolres Depok, Kombes Dwiyono yang menyitir pengakuan pelaku, bahwa pelaku perampokan yang menewaskan Nurbaeti (44), menggunakan uang hasil kejahatan untuk foya-foya. Salah satunya untuk pesta minuman keras (miras). "Mereka menjual barang-barang milik korban kemudian digunakan untuk foya-foya salah satunya minum miras," kata Kombes Dwiyono seperti dilansir detik.com.
Kedua, pembunuhan karena investigasi yang dilakukan Nurbaeti. Yang terakhir ini terindikasi dari pernyataan keluarga dan kerabat yang yakin Nurbaeti tidak tewas karena dirampok. Sebab, sejumlah perhiasan dan barang berharga lainnya tampak utuh berserakan di rumah korban, yang berlokasi di Perumahan Gaperi, Bojonggede, Depok.
Lisa, salah satu teman semasa kuliah korban di IISIP angkatan 1989, bahkan yakin, kematian Baety ada kaitannya dengan tulisan yang saat ini tengah diinvestigasinya.
"Yang saya tahu dan ramai kita bahas di grup, dia ini lagi mau ngikutin kasus kematian Akseyna, mahasiswa yang tewas di danau UI. Tapi apa iya ada kaitannya apa enggak? Kita enggak tahu ya. Yang jelas, laptop dan kameranya hilang. Anehnya, semua yang hilang berkaitan dengan kelengkapan jurnalistik Baety," tuturnya Lisa seperti dilansir VIVA.co.id.
Keyakinan Lisa maupun sejumlah kerabat jika Baety bukanlah korban perampokan, semakin diperkuat, lantaran perhiasan dan barang berharga lainnya masih tampak utuh.
"Perhiasannya masih dipakai dan beberapa tercecer di kasur. Motornya juga utuh. Untuk lebih jelasnya, nanti aja tanya sama Fera dan Vivi, mereka lagi dimintai keterangan di atas. Iya, kan mereka dekat sama almarhum," lanjut Lisa.
Saat dikonfirmas, Kapolresta Depok, Komisaris Besar Dwiyono, mengaku belum bisa memberikan keterangan terkait kasus ini. "Semua masih dalam proses penyelidikan. Nanti saja ya," ucapnya singkat.
Seperti diketahui, jasad wanita malang itu ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan, Sabtu (18/7/2015), sekitar pukul 15.00 WIB.
Saat ditemukan, jenasah korban sudah dalam keadaan bengkak dengan bau yang menyengat. Di tangan kirinya masih ada tali rafia warna hitam yang terikat dan ada bekas sisa lumuran darah di sekitarnya. Diduga, korban diikat dengan posisi tangan di belakang.
Wartawati lepas yang diketahui sempat menjabat sebagai managing editor situsakarpadinews.com itu tinggal seorang diri di rumahnya. Dari hasil identifikasi, diduga kuat korban tewas dibunuh, sekitar lima hari lalu. Ada sejumlah luka tusuk di badan dan leher korban.
“Karena itu, polisi harus serius melakukan pengusutan. Polisi harus mengejar motif yang sebenarnya dan mengumumkannya secara terang benderang kepada publik,” tandas Sugeng seraya kembali menegaskan pentingnya mengungkap motif di balik pembunuhan itu. (Baca juga: https://bogor-kita.com/index.php/2012-09-25-09-38-51/2029-dua-dari-3-pelaku-pembunuh-wartawati-nurbaeti-ditangkap) [] Admin