Kota Bogor

Penyatuan Stasiun Bogor dan Paledang, Underpass atau Flyover

BOGOR-KITA.com,  BOGOR – Pembangunan doubel track jalur kereta api Jakarta-Bogor-Sukabumi merupakan program strategis nasional. Jalur itu nantinya akan diperpanjang dari semula Jakarta-Bogor-Sukabumi, menjadi Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang- Bandung sampai Yogyakarta

Pemerintah Kota Bogor menginginkan agar Stasiun Paledang yang selama ini menjadi pemberhentian kereta Jakarta-Bogor-Sukabumi, diintegrasikan dengan Stasiun Bogor.

Hal ini dikemukakan Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim, di Bogor, Senin (19/10/2020).

Dedie mengemukakan sejumlah alasan perlunya mengintegrasikan dua stasiun itu.

Selain merupakan program strategis nasional, juga karena dua stasiun itu berdekatan, hanya dibatasi jalan raya,  yakni Jalan Kapten Muslihat.

Dalam catatan BOGOR-KITA.com, Stasiun Paledang adalah stasiun pemberhentian kereta Jakarta–Bogor-Sukabumi yang operasinya sangat terbatas. Jika melintas, melewati Jalan Kapten Muslihat. Stasiun itu juga kecil, berbeda dengan Stasiun Bogor yang luas dan saat ini sedang ditata sehingga akan tampak semakin luar karena disatukan dengan alun-alun dan Masjid Agung.

Baca juga  Deklarasi Dukungan Pedagang Pasar Kebon Kembang, Dokter Rayendra - Eka Maulana Tegaskan Komitmen Hapuskan Pungli 

Dedie mengatakan, pengintegrasian dua stasiun itu telah dikoordinasikan dengan berbagai pihak seperti Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat, Kementerian Perhubungan,  Bappenas, PT KAI, PT KCI,  Kementerian Keuangan dan BPTJ.

Sejauh ini, kata Dedie, pihaknya baru membicarakan doubel track. Tetapi, imbuhnya, doubel track itu pasti ada ujungnya, ada awal dan akhir. Oleh karena itu, pihaknya  ingin memastikan awalnya dari mana.

“Makanya kita ingin integrasikan saja,” kata Dedie.

Dedie mengatakan,  apakah penyatuan itu dilakukan dengan membuat jalan bawah tanah (underpass) atau jalan layang (flyover) melintasi jalan Kapten Muslihat, menurut Dedie, belum ada keputusan.

Mantan pejabat KPK ini mengatakan, masukan dari instansi yang terlibat dalam koordinasi ini secara sepintas lebih mungkinkan dibangun underpas, secara estetika lebih baik dan menyelesaikan persoalan jembatan merah.

Baca juga  Ubah Paradigma Pengguna Jalan, Pedestrian Diresmikan Pertengahan Januari 2017

“Namun, harus dipikirkan bagaimana trem berbelok, bagaimana alun-alun apabila ada underpas. Harus dipikirkan semua,” kata Dedie.

Dedie mengatakan, akan dilakukan kembali koordinasi perencanaan dan akan dituntaskan tahun ini dengan leading sektornya Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat dan Kementerian Perhubungan RI. Dedie mengatakan, detail engineering design atau  DED pengintegrasian itu diupayakan selesai tahun ini juga. [] Ricky

 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top