Kab. Bogor

Pakar IPB Beri Tips Lindungi Cabai Hias dari Hama dan Penyakit

Prof Muhamad Syukur
Prof Muhamad Syukur

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Semakin meningkatnya populasi manusia, membuat kita mau tak mau harus berbagi lahan untuk tempat tinggal. Rumah-rumah minimalis dengan lahan sempit banyak ditemui di perkotaan. Hal ini membuat kegiatan bercocok tanam di pekarangan rumah menjadi semakin ditinggalkan. Meski begitu para pakar pertanian terus mengembangkan teknik pertanian dengan memanfaatkan lahan minimalis. Salah satunya adalah budidaya cabai hias di dalam pot.

Prof Muhamad Syukur membagikan beberapa tips perawatan cabai hias dalam pot agar berhasil panen. Diantaranya adalah mencabut dan mengganti bibit cabai yang tidak sempurna atau mati beserta dengan tanahnya kemudian sulam dengan bibit baru yang sehat.  “Pada masa pertumbuhan tanaman harus dibersihkan dari gulma secara rutin,” ujar Prof Syukur dalam rilis IPB Universty belum lama ini.

Baca juga  Liga 1 Indonesia: Laskar Padjadjaran Coba Hadang Persija di Bekasi

Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian ini juga mengimbau untuk menghalau berbagai hama tanaman yang mungkin menyerang tanaman cabai. Hama yang umumnya menyerang tanaman dan buah cabai adalah trips, kutu daun apids, kutu daun persik, tungau, kutu kebul, lalat buah dan ulat grayak.

“Trips, apids, dan tungau merupakan pembawa (vektor) penyakit keriting yang disebabkan oleh virus. Sedangkan kutu kebul merupakan vektor penyakit keriting kuning (begomovirus),” jelasnya.

Serangan hama utama ini akan semakin tinggi pada musim kemarau. Oleh karena itu upaya pengendalian hama harus dilakukan dengan menyemprotkan insektisida untuk serangga dan akarisida untuk tungau. Penyemprotan hama dilakukan setiap minggu sesuai dosis yang diperlukan.

Baca juga  Dompet Dhuafa, ICMI & MUI Bagikan 2,5 Ton Beras untuk 250 Guru Ngaji se-Denpasar

Selain serangan hama, ancaman lainnya adalah serangan penyakit, baik yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Penyakit yang umumnya menyerang tanaman dan buah cabai adalah rebah kecambah, layu bakteri, layu fusarium, antraknosa, hawar phytopthora, bercak daun cercospora, busuk lunak bakteri, keriting kuning, mozaik virus dan kerupuk.

”Serangan penyakit tertentu yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri akan semakin tinggi pada musim hujan. Oleh karenanya dianjurkan untuk menyemprotkan fungisida setiap minggu sesuai dosis yang diperlukan,” tambah Prof Syukur.

Setelah dilakukan perawatan rutin, tanaman cabai akan dapat dinikmati buahnya pada usia matang yakni 75 hingga 85 hari setelah waktu tanam. Pada usia tersebut biasanya variasi warna cabai sudah mencapai pertumbuhan yang optimal. [] Hari

Baca juga  Cerita Rakyat Sunda, Kisah si Bungsu Dinikahi Pengeran
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top