Laporan Utama

Mampukah PSBB Menahan Terinfeksi Corona Tidak Lebih 200 Orang Per Hari?

Oleh: Petrus Barus

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Jumlah kasus positif corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah setiap hari. Dari angka-angka yang diumumkan secara resmi 2 Maret 2020, jumlahnya mengkhawatirkan.

Awalnya pertambahannya hanya satu digit atau di bawah 10 per hari. Kemudian berkembang 2 digit atau puluhan per hari. Saat ini pertambahannya menjadi 3 digit atau ratusan kasus baru per hari.

Di satu sisi ada sisi ada optimisme, karena angka-angka pertambahannya fluktuatif. Hari ini pertambahannya menurun dibanding pertambahan sehari sebelumnya, sementara besoknya pertambahannya meningkat lagi.

Tanggal 1 April 2020 jumlah kasus positif corona sebanyak 1.677 orang. Tanggal 2 April 2020  jumlah kasusnya meningkat menjadi 1790. Pertambahannya 113 kasus.

Tanggal 3 April 2020 jumlah kasus meningkat lagi menjadi 1.968 kasus. Penambahannya 196 kasus. Penambahannya lebih tinggi 83 kasus dari penambahan sehari sebelumnya.

Tanggal 4 April 2020 jumlah kasus positif memang meningkat lagi menjadi 2.092. Penambahan 106 kasus. Nah, penambahan ini lebih rendah 90 kasus dibanding penambahan sehari sebelumnya.

Tanggal 5 April 2020 jumlah kasus bertambah lagi menjadi 2.273 kasus. penambahannya 181 kasus. Penambahan ini lebih tinggi 91 dibanding penambahan sehari sebelumnya.

Namun, dilihat secara keseluruhan, tren pertambahan kasus cukup mengkhawatirkan.

Sejak ada pengumuman jumlah kasus terinfeksi corona yang dimulai pada 2 Maret 2020, lonjakannya pertambahan kasus pada awalnya landai. Sampai tangggal 5 Maret pertambahan kasus positif masih satu orang.

Jumlah kasus mulai bertambah pada 6 Maret menjadi 4 orang. Pada tanggal 7 Maret kasusnya masih 4 orang.  Pada tanggal 8 Maret  2020, jumlah kasus bertambah menjadi 6 orang. Pertambahannya masih satu digit.

Baca juga  IPW Imbau Polda Jatim Cermati Kongres PSSI

Tetapi optimisme itu hanya bertahan 6 hari. Mulai 9 Maret 2020, terjadi perkembangan baru. Jumlah kasus baru bertambah dua digit setiap hari. Tanggal 9 Maret 2020 kasus positif corona bertambah menjadi 19 orang. Pada 13 Maret, jumlah kasus positif melonjak tinggi menjadi 69 atau bertambah 35 kasus dari jumlah kasus pada sehari sebelumnya yakni tanggal 12 Maret 2020 sebanyak 34 kasus.

Sejak 25 Maret jumlah kasus kian mengkhawatirkan. Pada titik ini jumlah terinfeksi mengalami perkembangan baru lagi, yakni penambahannya menjadi tiga digit atau lebih seratus orang per hari. Dengan kata lain dalam dalam tempo 12 hari kasus melonjak menjadi tiga digit atau ratusan setiap hari. Sampai 5 April 2020 jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 2.273 kasus.

Walau pertambahan kasus dari hari ke hari tidak selalu sama dengan pertambahan hari berikutnya,

Tetapi secara keseluruhan tampak tren penambahan kasus baru yang berpola. Yakni Mulai tanggal 2 Maret sampai tanggal 8 Maret 2020, pertambahannya masih dalam kategori rendah, satu digit.

Mulai tanggal 9 Maret sampai 24 maret pertambahannya meningkat menjadi dua digit.

Mulai tanggal 25 Maret sampai 5 April 2020 jumlah penambahan melonjak sebesar digit atau lebih seratus kasus setiap hari.

Apa yang dapat dibaca dari angka-angka ini?

Pertama, walau pertambahannya setiap hari bersifat fluktuatif, tetapi tren pertambahan kasusnya terus meningkat. Pertambahannya tidak main-main, karena meningkat hebat dari satu digit, menjadi dua digit dan sekarang tiga digit.

Kedua, Lonjakan jumlah kasus dari satu digit ke dua digit dan ke tiga digit hanya berselang beberapa hari saja.

Baca juga  PSBB Terakhir di Jakarta, Positif Naik, 94 Jadi 7.690

Lonjakan dari satu digit ke dua digit terjadi hanya berselang 6 hari yakni dari 2 Maret sampai 8 Maret.

Lonjakan dari dua digit ke tiga digit  berselang 15 hari yakni dari tanggal 9 Maret sampai 24 Maret.

Lonjakan cepat dari satu digit ke dua dan tiga digit ini mengkhawatirkan, mengingat pertambahannya bukan berdasarkan deret  hitung yakni berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu, yakni 1,2,3,4 dan seterusnya, melainkan berpotensi mengikuti hukum deret ukur, yakni berdasar perkalian bilangan tertentu 2 menjadi 4, 8, 16, 32 dan seterusnya.

Tim peneliti IPB University, pada 29 Maret 2020 lalu melakukan suatu penelitian untuk memuat prediksi puncak pandemi. 

Sejumlah pakar IPB University dari berbagai disiplin ilmu ikut terlibat dalam tim penelitian. Mereka adalah Dr. Yeni Herdiyeni (Dept. Ilmu Komputer, FMIPA IPB), Dr. Okti Nadia Poetri (Dept. Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet), Dr. R. Dikky Indrawan (Sekolah Bisnis, IPB), Dr. Musthafa (Dept. Ilmu Komputer FMIPA IPB), Dr Chaerul Basri (Dept. Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet), Prof. Indra Jaya (Dept. Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB), Dr. Heti Mulyati (Dept Manajemen, FEM IPB).

Hasilnya, tim memprediksi puncak corona di Indonesia diprediksi terjadi pada minggu pertama Mei 2020 dengan jumlah kasus sekitar 600.000.

Ini berarti penambahan kasus akan memasuki kategori empat digit atau ribuan setiap hari.

Kita tentu tidak mengharapkan penambahan kasus terus melonjak tinggi. Bagaimana menahannya?

Saat ini kebijakan pemerintah yang tertinggi untuk menahan lonjakan jumlah kasus adalah Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) atau PSBB. Semula sempat diwacakan menggunakan kebijakan darurat sipil yang lebih ketat. Tetapi pemerintah akhirnya memilih opsi PSBB.

Baca juga  DPRD Kabupaten Brebes Kunker ke Kota Bogor, Bahas Percepatan Penanganan Covid-19

PSBB mulai berlaku sejak diundangkan tanggal 31 Maret 2020, praktis menjadi acuan pada 1 April 2020.

Bagaimana efektivitasnya? Sejak tanggal 1 April sampai 5 April jumlah kasus terkonfirmasi positif tidak menunjukkan pengurangan signifikan. Penambahan paling kecil terjadi hanya pada tanggal 4 April yakni sebanyak 106 kasus. Pada tanggal 1, 2,3, dan 5 April pertambahannya berkisar pada angka 150 kasus positif baru per hari.

Mampukah PSBB menahan angka pertambahan tetap di tiga digit atau tetap di angka di bawah 200 orang per hari atau menurunkannya?

PSBB memang baru beberapa hari. Tetapi lonjakan penambahan kasus semakin mengkhawatirkan, mengingat saat ini muncul istilah baru, yakni penularan dari Orang Tanpa Gejala atau OTG, istilah mana membuat pemerintah mendorong masyarakat menggunakan masker apabila ke luar rumah. Juru Bicara Pemerintah untuk Corona Achmad Yurianto  juga mulai menggunakan masker setiap kali memberikan keterangan pers.

Adalah sepatutnya semua pihak melibatkan diri dengan kapasitasnya masing-masing untuk mencegah penularan di satu sisi, dan menyembuhkan penderitanya di sisi lain.

Bersatu malawan corona menjadi keharusan. Bersatu di rumah saja, bersatu menjaga jarak, bersatu menggunakan masker, bersatu menjaga kebersihan, bersatu meningkatkan imunitas tubuh, bersatu menerima mematuhi komando dari pemerintah.

[] Penulis adalah Pemimpin Umum dan Penanggungjawab BOGOR-KITA.com, tinggal di Bogor

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top