Kota Bogor

Maksimalkan Potensi BPHTB, Bapenda Kota Bogor Gelar Rakor dengan BPN dan PPAT

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) menggelar rapat koordinasi dengan Kantor Pertanahan Kota Bogor dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) di Hotel Onih, Kecamatan Bogor Tengah pada Senin (29/3/2021).

Rapat yang dibuka oleh Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim itu digelar untuk memaksimalkan potensi Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, tata kelola pemerintahan harus disempurnakan dengan pemanfaatan teknologi informasi atau digitalisasi. Dalam forum ini, disampaikan bagaimana semua mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah.

“Karena, biar bagaimana pun juga anggaran pemerintah itu salah satunya diperoleh dari kerja kerja para notaris, BPAT, PPAT dan lainnya sehingga kami bisa melangsungkan kegiatan pembangunan ke depan,” ucap Dedie.

Baca juga  BPN Kota Bogor Tak Jalankan Putusan, Warga Teplan Ajukan Permohonan Eksekusi Informasi Tanah Sengketa

Dedie juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta khususnya para notaris PPAT yang berkontribusi ke Kota Bogor.

“Alhamdulillah dari PBB dan BPHTB menggeser pendapatan utama Kota Bogor dari biasanya sektor jasa, perhotelan, kuliner menjadi pendapatan pertama Kota Bogor. Hampir 50 persen pendapatan yang kami peroleh dari kerja-kerja yang dicapai peserta yang hadir di sini,” paparnya.

Menurut Dedie, Kota Bogor itu merupakan ibukota secara de facto, karena Presiden Republik Indonesia (RI) tinggal di Kota Bogor. Para menteri rapat di Bogor, tamu negara disambut di Bogor. Jadi Kota Bogor ini harus sedikit berbeda. Pertama mengakselerasi pembangunan, namun anggarannya cukup tinggi.

“Oleh karena itu, kedepan kita masih mengharapkan banyak dari kerja kerja dari koordinasi antara PPAT, BPN bersama Bapenda Kota Bogor. Kami ingin kontribusi lebih tinggi sesuai dengan nilai transaksi,” jelasnya.

Baca juga  Bapenda Kota Bogor Ganti SPPT ke e-SPPT

Ia menegaskan, Kota Bogor PR-nya masih banyak, ada dua proyek strategis nasional yakni pembangunan LRT Cibubur-Cimanggis-Bogor, kedua pembangunan double track Bogor-Cianjur-Sukabumi-Padalarang-Yogyakarta. Tentu dengan langkah langkah yang diambil pemerintah pusat harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah.

“Ini akan membantu berkembangnya wilayah sehingga menjadi potensi pengembangan bisnis dan usaha di Kota Bogor,” tegasnya.

Sementara, Kepala Bapenda Kota Bogor, Deni Hendana memaparkan, pihaknya dari tahun ke tahun mendapatkan satu amanah untuk bisa terus menerus meningkatkan pembangunan baik secara fisik maupun pembangunan untuk manusia yang ada di Kota Bogor. Pembangunan itu sendiri tentunya memerlukan dana agar bisa terlaksana sebagaimana dituangkan dalam RPJMD.

“Salah satu pendapatan yang paling utama pajak daerah Kota Bogor di era Pandemi Covid-19 ini adalah pendapatan dari BPHTB. Tahun ini kami ditargetkan sebesar Rp165 miliar, lebih besar dari tahun yang lalu dan alhamdulillah tahun yang lalu juga bisa melampaui target yang ditentukan setelah adanya refocusing dari target itu sendiri. Beban dan tanggung jawab kami di bapenda dalam rangka mengamankan target penerimaan tersebut tentunya tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada sinergi dengan pihak-pihak yang memang terkait dengan pengolahan BPHTB,” terangnya. [] Ricky

Baca juga  Fokus Naturalisasi Sungai Ciliwung, Bima Arya Pimpin Rapat di Kolong Jembatan
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top