Karyawan Hotel di Kabupaten Bogor Khawatir Kena Dampak Efisiensi Anggaran
BOGOR-KITA.com, MEGAMENDUNG – Sektor perhotelan menjadi salah satu yang terdampak efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat hingga daerah.
Saat ini tingkat keterisian atau okupansi hotel merosot drastis dibanding tahun lalu.
Sebab, belanja pemerintah untuk kegiatan hotel menjadi sasaran pemangkasan selain kunjungan dinas dan lainnya.
Salah satu pekerja hotel di kawasan Puncak Kabupaten Bogor, Cece Supriatna mengaku khawatir dengan kondisi tempat ia bekerja. Sebab, sejak libur lebaran hotelnya sepi pengunjung, baik kegiatan pemerintah maupun tamu umum.
“Saya khawatir akan ada pemutusan hubungan kerja kalau kondisi hotel seperti ini,” kata Cece salah satu pekerja hotel di jalan Raya Puncak, Cipayung, Kecamatan Megamendung.
Tidak hanya Cece, pekerja lainnya juga merasakan kekhawatiran yang sama.”Sekarang lagi bingung, hotel di tempat kerja saya sepi, takut ada pengurangan karyawan,” sebut Dewi.
Sementara, pemerhati perhotelan di kawasan Puncak, Erwin Bayu Putra mengungkapkan, kondisi hunian hotel saat ini pasca adanya efisiensi angaran terhadap belanja perjalanan dinas dan rapat oleh pemerintah hingga 50 persen berdampak signifikan terhadap tingkat okupansi dan revenue hotel di daerah Puncak.
Hal ini dikarenakan segmentasi pasar di bidang mice (meeting, incentive, conference and exhibitions) ini merupakan pangsa pasar yang memberikan peranan sangat besar terhadap bisnis hotel di daerah puncak hingga di atas 50 persen okupansi dan revenue hotel.
Ia berpendapat, dengan kondisi hotel yang saat ini mengarah pada kejatuhan sudah seharusnya perlu adanya pergeseran segmentasi pasar selain dari pada MICE diantaranya, korporasi, wisatawan lokal mancanegara, atau event-event dari internal hotel itu sendiri.
Ia juga melihat sejak bulan suci Ramadhan sudah ada beberapa hotel berbintang yang sudah meniadakan pekerja harian dan memberlakukan pengurangan jam kerja tanpa di bayar (unpayed leave) bagi karyawan kotrak dan karyawan tetap yang tentunya berpengaruh pula terhadap jumlah take home pay para karyawan tersebut.
“Namun infonya untuk bulan april ini sudah dinormalkan kembali,” terangnya.
Ia menambahkan, dengan kondisi dunia perhotelan saat ini sudah seharusnya pengelola hotel berinovasi.
“Karena survivenya dunia usaha itu tergantung kepada kepiawaian seorang pelaku usaha dalam melakukan inovasi,” tandasnya. [] Danu