Kota Bogor

Herd Immunity Bentuk Keputusasaan Pemerintah Melawan Corona

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Herd immunity sebagai strategi penanganan corona adalah bentuk keputusasaan pemerintah mengalahkan corona. Hal ini dikemukakan tokoh masyarakat Kota Bogor yang juga mantan Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman, menanggapi pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, yang menganjurkan menjalankan pola hidup baru dengan protokol kesehatan ketat sebagai satu-satunya cara untuk berdamai dengan virus corona jenis baru.

Pernyataan itu disampaikan Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (16/5/2020).

Yuri mengatakan, berdamai bukan menyerah. Tetapi, katanya, kita harus beradaptasi untuk mengubah pola hidup kita, dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat, yang benar, yang berdisiplin. “Ini yang kita sebut sebagai pola kehidupan yang baru,” ujar Yuri .

Yuri menyadari dalam beberapa waktu terakhir ini banyak masyarakat yang terpaksa tidak bisa bekerja akibat dampak COVID-19. Banyak masyarakat yang harus kehilangan pekerjaan sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang kompleks, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya, hingga pertahanan dan keamanan.

Baca juga  HJB ke-533, Kota Bogor Menuju Kota Taman, Cantik dan Pintar

Oleh karena itu, melalui cara berpikir yang baru, bersikap yang baru dan lebih produktif, maka masyarakat dapat menghindari permasalahan yang muncul akibat dari dampak COVID-19 tersebut.

“Ini harus kita laksanakan dan harus segera diimplementasikan. Sekarang harus kita mulai berubah dengan cara berpikir yang baru, dengan bersikap yang baru, yaitu kita harus produktif dan aman dari covid. Produktif dan aman dari covid,” jelas Yuri.

Pola hidup baru dengan protokol kesehatan ketat itu, menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor, dr. Zainal Arifin, SpS, disebut dengan istilah herd immunity.

Dikutip dari situs alodokter, herd immunity diartikan sebagai kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi. Namun, cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kekebalan pada banyak orang sekaligus adalah dengan vaksinasi.

Baca juga  Mukota Kadin Kota Bogor 16 Desember, Belum Ada Mendaftar Jadi Calon ketua

“Penambahan kasus terkonfirmasi positif corona masih terjadi, gejala medis masih tinggi. Pernyataan juru bicara penanganan covid itu merupakan bentuk keputusasaan pemerintah dalam menghadapi covid-19,” kata Usma Hariman.

Usmar mengemukakan, bentuk keputusasaan itu sesungguhnya sudah tercium dari pernyataan-pernyataan sebelumnya yang berubah-ubah, termasuk pernyataan pimpinan tertinggi, yakni presiden.

“Ucapan presiden membingungkan. Alhasil, semua bawahan berusaha “mengamankan” setiap ucapan presiden yang berubah-ubah,” kata Usmar.

Usmar menambahkan, pernyataan Yuri tersebut merupakan fase kedua di mana pemerintah pusat ingin lepas tangan, setelah di awal-awal tidak berani mengambil keputusan tegas satu komando, dan menyerahkan masalah ke daerah.

Pernyataan Achmad Yurianto itu, kata Usmar lagi, merupakan indikasi pemerintah pusat tidak sanggup atau ingin lepas tangan kembali dalam mecegah penyebaran virus. 

Baca juga  Covid-19 di Kota Depok: 2.941 Kasus Belum Selesai, Ini Rincian dan Sebarannya

Menurut Usmar, kalau pemerintah memang ingin menyudahi penanganan covid-19, maka sebaiknya jubir menunggu presiden mencabut status bencana nasional.

“Kalau belum dicabut atau diturunkan statusnya, maka perubahan pola apapun tidak akan efektif. . Setelah berdiam di rumah selama lebih dua bulan, sebenarnya sudah terjadi perubahan pola hidup. Tetapi apakah terjadi perubahan dalam penulatran,” Usmar mempertanyakan.

Sebaiknya, imbuh Usmar, pemerintah pusat berkaca pada kondisi yang ada saat ini, berkaca pasca pelonggaran di sana sini, lihat apa yang terjadi di bandara yang dibuka kembali.

Usmar mengatakan, hindari bermain-main dengan wacana. “Berperanglah dengan corona. Istilah berdamailah dengan corona adalah sikap ambigu,” kata Usmar Hariman. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top