Hukum dan Politik

Gerindra Sambangi PDIP, Sinyal KIM Pecah Kongsi di Pilkada Kabupaten Bogor

Gerindra Kabupaten Bogor Sambangi kantor PDIP Kabupaten Bogor Selasa (9/7/2024)

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Kurang lebih satu bulan lagi waktu pendaftaran pasangan calon pilkada serentak 2024, akrobat politik DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor semakin gencar.

Beberapa waktu yang lalu DPC Partai Gerindra menampilkan soliditasnya dengan digelarnya pertemuan antara Iwan Setiawan dan Rudy Susmanto. Selang beberapa hari mereka kembali bertemu. Mereka berdua menemui Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon.

Hari ini perhatian aktor-aktor politik Kabupaten Bogor tertuju pada bersambangnya DPC Partai Gerindra Kabupaten Bogor ke kantor DPC PDIP Kabupaten bogor.

Sama dengan dua momen sebelumnya, dimana momentum tersebut juga melibatkan Rudy Susmanto.

Dalam pengamatan saya beberapa akrobat politik partai Gerindra tersebut merupakan momentum yang tidak bisa dipisahkan.

Baca juga  3 Parpol Punya Figur Kuat Di Pilkada Kabupaten Bogor

Tidak hanya sekedar persiapan kontestasi pada pemilihan Bupati Bogor, namun lebih dalam dari sekedar persiapan. Sehingga momentum-momentum tersebut semakin mempertegas kristalisasi peta petarungan pada pemilihan bupati dan wakil Bupati Bogor.

Pertama, sinyal pertarungan.

Partai Geridra Kabupaten Bogor sedang menabuh “genderang pertarungan”, dimana setelah partai Gerindra memenangkan Prabowo sebagai presiden, memenangkan pemilu 2024 di Kabupaten Bogor, maka Bupati Bogor merupakan satu paket yang harus dimenangkan.

Hal itu dibuktikan dengan partai Gerindra membuka komunikasi politik kepada PDIP walaupun dalam konteks pemilihan presiden kedua partai tersebut beda faksi.

Diawali komunikasi dengan PDIP, maka partai Gerindra akan terus membangun komunikasi dengan partai lain.

Kedua, sinyal Koalisi Indonesia Maju (KIM) “Pecah Kongsi” di Pilkada Kabupaten Bogor.

Baca juga  Pemkab Bogor Anggarkan Rp150 Miliar untuk Pilkada 2018

Ketika partai Gerindra memposisikan “harga mati” untuk mengusung calon Bupati Bogor 2024 mendatang, kondisi ini akan berdampak berpotensi pecah kongsi di Kabupaten Bogor.

Karena Partai Golkar sudah hampir dipastikan juga mengusung Calon Bupati Bogor.

Sehingga ketika partai Gerindra dan partai Golkar sama-sama mengusung calon bupati, maka KIM tidak mungkin terbentuk pada pilkada Kabupaten Bogor.

Ketiga, menyampaikan pesan soliditas. Terlihat jelas, dalam tiga momentum akrobat partai Gerindra tersebut, Iwan dan Rudi selalu berdampingan.

Hal itu jelas sedang menyampaikan pesan, siapapun yang akan direkomendasikan baik Iwan maupun Rudi, partai Gerindra sudah siap dan solid untuk memenangkan pilkada Kabupaten Bogor.

Namun tentu saja kondisi-kondisi tersebut hanya mampu kita baca dalam konteks eskalasi dan dinamika politik di tingkat lokal Kabupaten Bogor.

Baca juga  Bayu PDIP Janji Tidak Ada Jalan Rusak di Kabupaten Bogor jika Terpilih jadi Bupati

Padahal sama-sama kita tahu, pada akhirnya DPP Partai yang akan memastikan siapa dengan siapa berpasangan, partai mana dengan partai mana yang berkoalisi. Karena tentu saja bacaan dinamika politik di tingkat lokal sangat mungkin berbeda dengan skenario kekuatan politik di tingkat pusat. [] Oleh Yusfitriadi/Pengamat Politik dari Lembaga Studi Visi Nusantara

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top