Kota Bogor

Forum Wacana IPB University Bicara Paradoks Media, Jerat Virtual Border di Era Borderless

Forum wacana

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Forum Mahasiswa Pasca Sarjana atau Forum Wacana (FW) IPB University menggelar Forum Wacana Discussion ke-4 (FWD #4), Kamis (30/9/2021). Diskusi ini mengangkat topik Paradoks Media: Jerat Virtual Border di Era Borderless.

Arif Sibghotulloh, Ketua Pelaksana menjelaskan, “Demokrasi menjamin kebebasan berpendapat, termasuk kebebasan pers. Kritik sebenarnya untuk memperjelas masalah yang ada.”

Jika masalah sudah jelas, katanya, diharapkan pemerintah dapat mempermudah mencari solusi. Ia pun menyebut, rakyat mempunyai hak mengoreksi apabila ada kebijakan yang belum sesuai.

“Jika demokrasi sehat, seharusnya bisa menjembatani aspirasi dari rakyat kepada penguasa. Media perlu berkolaborasi dengan pemerintah untuk menghadirkan informasi pencerdasan di tengah publik. Jika semua pihak bersinergi, maka tidak ada lagi paradoks media,” ungkapnya.

Baca juga  PERMAMA IPB University Menggalang Aksi Kemanusian bagi Korban Gempa Ambon

Mujiyanto, narasumber yang dihadirkan dalam acara ini menjelaskan saat ini perkembangan media sudah berubah drastis dan bahkan telah meninggalkan media konvensional, menuju media sosial.

“Hanya saja informasi di media sosial tidak serta merta memberikan dampak yang baik bagi perkembangan informasi itu sendiri. Karena pada dasarnya media sosial tidak diikuti dengan kontrol ketat sebagaimana media mainstream,” jelasnya.

Alumnus IPB University itu juga menjelaskan, dunia media sosial ini sangat luas, seolah-olah ada kebebasan namun faktanya tidak. Ia mengaku, ada banyak rambu yang harus diketahui oleh masyarakat.

“Ada rambu-rambu yang nyata dalam bentuk perundang-undangan yang sering dipakai sebagai border, misalnya Undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Dan di luar itu, rambu-rambu yang tidak nyata justru masih mengkhawatirkan kita,” tambahnya.

Baca juga  Forum Wacana Fasilitasi Mahasiswa Pascasarjana IPB Menggunakan Hak Pilih di Bogor

Ia mengaku, kebebasan berpendapat hari ini memang sangat menurun. Indeks demokrasi Indonesia yang turun tiga poin menunjukkan kebebasan berekspresi mengalami kemunduran. Saat ini media masa dikuasai beberapa kelompok yang terjun di dunia politik dan akhirnya medianya terbawa. Terjunnya tokoh-tokoh media ke dunia politik menyebabkan konglomerasi di media sehingga independensi media menjadi berkurang.

“Hanya saja Survey ACNielsen menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat pada media masih bagus namun ketika media tidak menyuguhkan informasi yang benar maka masyarakat menjadi tidak punya pegangan. Oleh karena itu kita harus mendukung hidupnya kembali jurnalisme yang baik yang bermanfaat bagi kehidupan kita,” tandasnya. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top