Nasional

Fahutan IPB University Luncurkan Sistem Monitoring Lahan Digital

BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Semakin berkurangnya tutupan lahan hutan disinyalir menimbulkan berbagai dampak lingkungan. Di sisi lain, pengembangan lahan pertanian dan perkebunan sangat diperlukan dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan perekonomian masyarakat. Terkait hal ini maka data dan informasi dinamika perubahan tutupan lahan yang akurat dan up-to-date diperlukan sebagai landasan bagi pemerintah untuk menetapkan berbagai kebijakan antisipatif maupun kebijakan responsif terkait upaya perlindungan dan pengelolaan sumberdaya hutan dan lahan secara berkelanjutan di Indonesia.

Melalui dukungan United Nations Development Programme (UNDP), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengembangkan sistem pemantauan perubahan tutupan lahan hutan dan komoditas pertanian berbasis WebGIS dan aplikasi android (mobile apps).

Platform monitoring yang dikembangkan diberi nama WebGIS EcoSystem (Land Cover Change Monitoring System), yang dapat diakses pada http://lulcc.ipb.ac.id/, dan aplikasi Android INA-Alert (Indonesia Alert System). Pengembangan sistem ini didukung oleh ESRI Indonesia melalui program hibah license ESRI Platform untuk keperluan pendidikan dan penelitian di IPB University.

Baca juga  35 Tahun Lagi, Indonesia Bisa Kehilangan Perikanan Rawa Jika Tak Dikelola dengan Benar

Wakil Rektor IPB University bidang Kerjasama dan Sistem Informasi, Prof Dr Dodik Ridho Nurrochmat mengatakan sistem monitoring ini merupakan upaya IPB University dalam memberikan kontribusi yang baik bagi kehutanan, perkebunan, maupun sektor yang berbasis lahan yang lain.

“Hal ini sangat penting karena data yang dapat disediakan melalui tools land use change ini merupakan data yang benar. Data yang benar itu adalah data yang sesuai dengan kondisi di lapangan, jadi outputnya adalah kebenaran data,” tegas Prof Dodik dalam peluncuran WebGIS Ecosystem dan Aplikasi Android INA-Alert, Senin (21/9/2020).

Dengan demikian, lanjut Prof Dodik, kita bisa mengetahui data land use change secara real time dan data yang digunakan untuk perencanaan pengelolaan lahan bisa lebih tepat dan akurat. Harapannya, kehadiran land use change monitoring tools ini dapat mewujudkan pengelolaan lanskap hutan maupun perkebunan secara berkelanjutan.

Baca juga  Mahasiswa IPB Bikin Sistem Database Buku untuk TBM Lentera Pustaka

WebGIS Ecosystem memiliki tampilan informasi secara spasial (map) dan tabulasi (dashboard). Sistem yang dikembangkan meliputi beberapa data dan informasi spasial terkait perubahan tutupan lahan dan komoditas sawit, padi, coklat, kopi dan karet pada periode tertentu. Sistem dapat menampilkan hasil deteksi dini perubahaan tutupan lahan dengan analisis devegetasi (Alert Warning System).

Sistem pemantauan berbasis WebGIS juga didukung aplikasi android INA-Alert untuk memvalidasi perubahan tutupan lahan yang dihasilkan oleh sistem peringatan dini. Dengan adanya aplikasi android INA-Alert, diharapkan publik dapat berpartisipasi secara langsung dalam sistem pemantauan lahan di Indonesia dengan memberikan informasi yang akurat dari lapangan.

Selain itu, WebGIS Ecosystem juga telah mampu menampilkan peta sebaran komoditas sawit, padi, coklat, kopi dan karet secara nasional pada periode tertentu dan memberikan layanan kepada pengguna untuk melakukan perhitungan atau analisis statistik sederhana, baik berdasarkan batas administrasi (kecamatan, kabupaten dan provinsi) maupun batas wilayah lain yang diinginkan.

Baca juga  Jokowi Ajak Sejumlah Dubes Tinjau Persemaian Modern Rumpin

Dengan demikian, WebGIS Ecocsystem dan INA-Alert diharapkan dapat memberikan data dan informasi yang menggambarkan dinamika perubahan tutupan lahan di Indonesia, khususnya yang disebabkan oleh ekstensifikasi pertanian dengan akurasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah untuk rentang waktu yang lebih singkat. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top