Pendidikan

Empat Hari dalam Pelukan Pulau Dewata

Oleh : Najma Silmi Thahirah

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB

BOGOR-KITA.com, BALI – Aku selalu percaya bahwa perjalanan bukan sekadar berpindah dari satu tempat ke tempat lain, melainkan juga tentang bagaimana kita menyimpan setiap momen yang terlihat di hadapan mata. Tentang bagaimana angin membawa cerita, pasir menyimpan kenangan, dan ombak berbisik kepada mereka yang mau mendengarkan. Empat hari akan kuhabiskan dengan melihat setiap sudut pulau ini, menjelajahi berbagai tempat ikonik yang membuat setiap sudutnya begitu istimewa.

Perjalanan dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta, dengan penerbangan pagi menuju Bandara Ngurah Rai, Bali. Begitu tiba, aku disambut oleh seorang supir tour guide yang siap mengantarku dan keluargaku selama berjalan jalan di sini. Tanpa menunggu lama, aku dan keluargaku langsung menuju Swiss-Belhotel, tempatku akan menginap. Setelah check-in dan merapikan barang barang, aku dan keluargaku langsung bersiap siap untuk menjelajahi Bali.

Destinasi pertamaku adalah Tanah Lot, salah satu pura laut paling terkenal di Bali. Terletak di atas batu karang yang menjorok ke laut, pura ini menawarkan pemandangan yang memukau, terutama saat ombak besar menghantam tebing-tebing di sekitarnya. Suasana di Tanah Lot terasa sakral, dengan banyak wisatawan dan umat Hindu yang datang untuk berdoa. Di sekitar area ini, terdapat kios souvenir dan warung makanan khas Bali yang bisa menjadi pilihan untuk bersantai sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.

Dari Tanah Lot, perjalanan berlanjut ke Pura Luhur Uluwatu, salah satu pura yang paling terkenal di Bali, terletak di atas tebing tinggi dengan pemandangan laut yang indah. Pura ini juga menjadi tempat pertunjukan Tari Kecak. Setelah menikmati keindahan Pura Luhur Uluwatu, aku melanjutkan perjalanan ke Uluwatu Beach, pantai yang terkenal dengan tebing-tebing tinggi serta ombak besar yang menjadi surga bagi para peselancar.

Baca juga  LPPM IPB University Terima Kunjungan Direktur Pendidikan Unair

Hari kedua dimulai dengan perjalanan menuju Nusa Penida. Dari hotel, aku dan keluargaku berangkat pagi menuju Pelabuhan Sanur dengan mobil, menempuh perjalanan sekitar 40 menit. Dari sana, kami menaiki speedboat yang memakan waktu sekitar 30-45 menit untuk tiba di pulau ini. Begitu tiba, air laut yang jernih dan pasir putih yang bersih menyambut, menjadikan tempat ini sempurna untuk menikmati keindahan alam. Dari atas tebing, pemandangannya benar-benar memukau dan terasa seperti surga tersembunyi. Ombak yang menghantam karang menciptakan suara menenangkan, sementara angin sepoi-sepoi menambah kesan damai di tempat ini. Rasanya ingin berlama-lama menikmati keindahan yang begitu menenangkan ini.

Malamnya, setelah kembali dari Nusa Penida, kami memutuskan untuk makan di restoran seafood. Menu andalan di sini adalah ikan bakar dan udang saus padang, yang disajikan dengan nasi hangat serta sambal khas Bali. Suasana makan malam semakin terasa spesial dengan deburan ombak dan angin laut. Tak lupa juga, adanya pertunjukkan band yang sangat mahir memainkan alat musik dan bernyanyi menambah kesan indah makan malam kami. Tempat ini menjadi pilihan yang tepat untuk mengakhiri hari.

Aku memulai pagiku di hari ketiga ini dengan aktivitas yang lebih menantang di Tanjung Benoa, destinasi yang dikenal sebagai pusat watersport di Bali. Berbagai aktivitas olahraga air bisa dilakukan di sini, mulai dari banana boat, jet ski, hingga snorkeling. Aku memilih mencoba banana boat, permainan yang cukup menantang karena perahu karet yang kutumpangi sengaja dibalik oleh instruktur untuk menciptakan sensasi jatuh ke laut.

Baca juga  HiSADA Gelar Seminar Karya Tulis Iilmiah dan Bedah Buku

Selain itu, aku juga mencoba snorkeling di perairan Tanjung Benoa. Dengan mengenakan peralatan snorkeling, aku kembali menjelajahi kehidupan bawah laut yang begitu indah. Karang-karang yang masih terjaga dengan baik menjadi rumah bagi ikan-ikan kecil berwarna-warni yang berenang bebas di antara ombak. Sensasi melihat keindahan bawah laut benar-benar memberikan pengalaman yang luar biasa bagiku. Ketakutan yang awalnya kurasa saat akan menyelam nyatanya tidak membuahkan hasil. Aku malah ingin lagi menyelam kebawah sana.

Setelah itu, kami memutuskan untuk bergegas ke Karma Kandara Private Beach, salah satu pantai tersembunyi di Bali yang terkenal dengan keeksklusifannya. Untuk mencapai pantai ini, aku harus menggunakan gondola yang membawaku turun ke pantai. Begitu tiba, pemandangan laut biru jernih dengan pasir putih yang halus menyambut. Suasananya lebih sepi dibandingkan pantai-pantai lainnya, memberikan kesempatan untuk benar-benar menikmati ketenangan dan keindahan alam di sini.

Pantai yang sepi memberi kesempatan untuk benar-benar bersantai, merasakan ombak yang menari-nari dan mengabadikan momen indah di sekitar pasir putih yang tenang. Setelah puas bermain dan berfoto, aku dan keluargaku memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe dengan suasana yang hangat dan aesthetic. Beragam hidangan menggugah selera tersaji di meja, mulai dari charcoal burger, smoothie bowl, hingga pasta creamy dan fried noodle. Setiap sajian tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memikat mata dengan platingnya.

Hari terakhir di Bali diisi dengan perjalanan menuju Kintamani, daerah yang terkenal dengan udara sejuk serta pemandangan alam yang menakjubkan. Perjalanan ke sini memakan waktu sekitar dua jam dari pusat kota, melewati jalanan berkelok yang dikelilingi pepohonan hijau. Begitu tiba, pemandangan Gunung Batur yang menjulang tinggi dengan Danau Batur di kakinya langsung menyambut.

Baca juga  Jurnalika Bogor Kunjungi Redaksi Bogorkita

Aku memilih untuk menikmati makan siang di salah satu restoran yang menawarkan pemandangan langsung ke gunung. Restoran ini menyajikan hidangan dengan konsep prasmanan, yang membuat kami dapat mengambil berbagai pilihan makanan. Menu yang tersedia cukup beragam, mulai dari nasi campur khas Bali dengan aneka lauk seperti ayam betutu, sate lilit, hingga hidangan lainnya serta minuman hangat yang cocok untuk cuaca sejuk di sini. Suasana di Kintamani terasa sangat dingin, memberikan pengalaman lain dari pulau ini yang lebih menenangkan. Menikmati pemandangan sambil meminum hot chocolate menjadi penutup yang indah untuk perjalananku di Bali.

Setelah puas menikmati pemandangan dan udara segar, tiba saatnya untuk kembali ke Bandara Ngurah Rai. Perjalanan yang dimulai dengan penuh semangat kini harus berakhir, namun setiap momen yang telah dilalui akan tetap menjadi bagian dari kenangan yang tak terlupakan. Bali selalu berhasil memberi pengalaman yang berbeda bagiku. Dari pantai-pantainya, tempat-tempat bersejarah, hingga budaya yang masih terjaga, pulau ini menjadi destinasi yang tidak hanya indah, tetapi juga memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan dan mengesankan.

Empat hari di Bali terasa begitu singkat, namun setiap detiknya begitu berharga. Dari desiran ombak di Uluwatu hingga kesejukan Kintamani, semuanya menjadi bagian dari perjalanan yang ingin terus diulang. Pulau Dewata bukan sekadar tempat liburan, melainkan rumah bagi banyak kenangan yang akan terus terkenang di hati.

Sampai jumpa lagi, Bali.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top