Bumdes Ciapus Cipta Mandiri Olah Limbah Serai Wangi Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat
BOGOR-KITA.com, CIOMAS – Kebijakan PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran COVID-19 (PP RI No 21 Tahun 2020, 2020). Kebijakan tersebut tentunya sangat berdampak pada tingkat ekonomi masyarakat yang menurun dan perlu dilakukan satu inovasi sehingga ekonomi bisa terdongkrak dan masyarakat dapat diberdayakan.
Dampak ekonomi akibat Covid-19 juga dialami oleh masyarakat Kecamatan Ciomas yang mengandalkan sektor industri sepatu/ alas dimana omzet penjualan menurun drastis.
Berangkat dari masalah di atas, Bumdes Ciapus Cipta Mandiri mempunyai ide untuk memanfaatkan limbah hydrosol yang terbuang (yang diambil hanya minyak atsiri dari hasil penyulingan) untuk diolah menjadi berbagai macam produk kebersihan yang dibutuhkan pada masa pandemi (sabun cuci piring, karbol, dan hand sanitizer). Ide ini juga muncul karena didukung potensi lahan sereh sekitar 4,5 hektar. Potensi tersebut memang telah dilakukan pemanfaatan yaitu pembuatan minyak atsiri, namun masalah pengelolaan limbahnya belum terselesaikan.
“Ide inovasi harus terus digalakan dengan memanfaatkan daya dukung di setiap wilayah. Salah satunya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Ciapus melalui pengelolaan Bumdes Ciapus Cipta Mandiri,” jelas Drs. Chairuka Judhyanto, M.Si, Camat Ciomas.
Chairuka Judhyanto menyampaikan bahwa sejak inovasi ini digulirkan, pengembangan serai wangi di Desa Ciapus tidak dibarengi dengan dampak dari limbah yang dibuang dari proses pengolahan tersebut. Limbah yang dibuang langsung ke got di sekitarnya dalam waktu yang relatif singkat akan menimbulkan bau busuk, amoniak ataupun fosfin sebagai akibat terjadinya fermentasi limbah organik tersebut. Adapun proses pembusukan, akan menimbulkan bau yang tidak sedap, terutama pada musim kemarau dengan debit air yang berkurang. Oleh karena itu, untuk meminimalisir permasalahan tersebut, salah satu solusinya adalah mengolah limbah serai wangi menjadi produk yang bernilai dan menambah nilai ekonomi warga.
“Kegiatan seperti ini harus diikuti oleh desa lainnya di wilayah Kecamatan Ciomas agar dapat mensejahterakan masyarakatnya khususnya pada situsasi pandemi Covid-19,” terang Chairuka Judhyanto.
Inovasi pemanfaatan limbah serai wangi tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat luas. Terbukti permintaan yang cukup tinggi dari pasar, baik melalui penjualan offline maupun online. Produk kebersihan ini juga dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat setempat sehari-hari dengan biaya rendah tetapi kualitasnya tidak diragukan. []