BOGOR-KITA.com – Puluhan peserta Bogorku Bersih dari berbagai kategori memadati Gedung Graha Pena Radar Bogor, Jalan Abdullah bin Nuh, Bogor Barat, Jumat (11/10/2019). Kehadiran mereka bukan tanpa alasan, mereka diberikan pengarahan sebelum dilakukan penilaian juri yang terdiri dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda), stakeholder serta para tokoh Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, setelah lima tahun digelarnya Bogorku Bersih, kini hasilnya mulai melihat. Tampak semangat antara warga dengan aparatur pemerintahannya, hingga jumlah peserta terus meningkat dari tahun ke tahun.
Namun kedepan ada tantangan besar bagi kegiatan ini, yakni bagaimana warga melaksanakan gerakan itu bukan hanya berorientasi pada penghargaan atau hadiah. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan dan perilaku. “Jangan sampai lomba selesai semua hilang, bapak dan ibu harus menjadi motor perubahan,” ujarnya.
CEO Radar Bogor Hazairin Sitepu mengatakan, Bogorku Bersih merupakan wadah gerakan kebersihan masyarakat Kota Bogor. Sampai hari ini semakin banyak masyarakat dan pihak lainnya. Hal ini menunjukkan betapa luar biasa partisipasi warga Kota Bogor untuk membuat Bogor menjadi bersih.
“Kegiatan Bogorku Bersih bukan lagi gerakan pemerintah atau stakeholder tetapi lebih dari itu ini gerakan masyarakat Bogor yang cinta terhadap kotanya,” ujarnya
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian turut mendukung kegiatan ini. Menurutnya, lomba Bogorku Bersih menjadi sarana untuk merubah perilaku. Banyak yang kemudian menjadi pionir di wilayahnya untuk maju dan totalitas untuk menang. Walaupun ini bukan soal kalah menang. Tapi lebih kepada perjuangan bersama-sama untuk membuat Bogor nyaman. “Karena Kota Bogor bukan hanya untuk kita tetapi juga anak cucu kita,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Dewan Juri Pemukiman Teratur Prof. Hadi Susilo Arifin menambahkan, gerakan sosial masyarakat melalui Bogorku Bersih kunci kemajuan sebuah kota. Dimana gerakan dimulai dari bawah atau bottom up. Hal ini juga yang terjadi pada kota-kota maju lainnya.
“Kalau kita lihat beberapa kota yang maju karena gerakan sosialnya bottom up, saya kira ini gerakan dari bawah, terbukti sampai tahun keempat kita terus berjalan dengan peserta yang semakin banyak,” pungkasnya. []Admin