Kab. Bogor

Kisah Pedagang Bendera Keliling, dari Cirebon Sampai Citayam

BOGOR-KITA.Com, JAKARTA – Setiap bulan Agustus di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi bermunculan penjual bendera berkeliling maupun mangkal.

Pedagang bendera merah putih, umbul umbul dan tiang dari bambu berkeliling dengan gerobak dorong terlihat di  jalan besar maupun perkampungan dari  Jakarta sampai Citayam.

“Waktu itu saya lihat penjual bendera mendorong gerobaknya di dekat Stasiun Citayam.  Kasihan amat, nggak pake alas kaki,” kata Amin, warga Citayam, ketika dihubungi lewat telepon genggamnya, Minggu (9/8/2020).

Namun hari libur  ditunggu-tunggu pedagang itu tak muncul lagi. Padahal Amin bermaksud mau beli.

Penjual bendera dengan gerobak dorong juga berkeliling sampai Depok.  “Ya, kapan hari terlihat lewat sini,” kata Didik warga Kukusan, Beji, Depok tak jauh dari Kampus UI.

Seorang penjual bendera Sabtu (8/8/2020) terlihat berhenti di dekat lapangan voli Nusa Indah di Malaka Jaya, Jakarta Timur. Beberapa  orang menawar dagangannya sekaligus mau memasangnya hari itu.

Baca juga  Prabowo Beri Tugas ke Rudy Susmanto: Jangan Ada Jalan Rusak di Kabupaten Bogor

“Saya berjualan bendera seperti ini sudah puluhan tahun, Pak,” kata lelaki yang mengaku bernama Boy (46). Ia bertutur bersama 7 orang temannya sesama pedagang musiman dari Cirebon sedang kost  bersama seorang bos di RW 10 Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Tiap hari mereka menyebar berkeliling dengan gerobak dorong menjajakan bendera, umbul umbul dan tiang bambu bercat merah putih.

Dari dagangan itu paling mahal hiasan untuk dekorasi. “Itu namanya begron (back ground), panjangnya 2,5 meter harganya Rp 250.000,” kata Boy. Hiasan paling tengah bergambar Garuda Pancasila full color.

Dia belum sempat merinci harga bendera dagangannya. Namun dari sesama pedagang musiman yang bernama Aska (51) juga dari Cirebon,  bendera merah putih ukuran 60 × 90 cm ditawarkan Rp 50.000.  Ukuran 80 x 120 cm minta Rp 70.000. Bendera paling besar 120 x 180 cm dibandrol Rp 100.000. Umbul umbul aneka warna  Rp 35.000 dan tiang bendera Rp 25.000.

Baca juga  Bima Arya: Semua Tender Harus Selesai Agustus

Aska mengaku bersama 9 teman pedagang lainnya berasal dari Palimanan, Cirebon dan kost bersama seorang bos di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur.

Penjualan bendera juga ramai di Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Namun belum terlihat pedagang musiman yang berkeliling di perumahan.

“Itu Bu Arsito sekarang juga jualan bendera dan tiangnya,” kata Yerry Wulandari warga Griya Parung Panjang, Minggu (9/8/2020). Warung Bu Arsito biasanya berjualan sembilan bahan pokok dan peralatan rumah tangga.

Harganya miring dibanding penjual keliling. Bendera ukuran 60 x 90 dijual harga pas Rp 10.000, agak besar Rp 15.000. Umbul umbul berlogo garuda Rp 15.000. Tiang bendera harganya dari Rp 10.000. sampai Rp 13.000 per batang.

Dari pengamatan seksama, bendera yang dijual semuanya dijahit dari dua helai kain merah dan putih yang digandengkan. Berbeda dengan bendera bendera mini dari satu helai kain berwarna merah dan putih. Sepertinya dari pita merah putih yang dipotong potong menjadi bendera kecil kecil diberi gagang.

Baca juga  Silpa Kabupaten Bogor 2014 mencapai Rp1,101 triliun

Untuk bendera dengan lebar 90 sampai 120 cm tidakkah ada pengusaha pabrik tekstil yang nasionalis membuat bendera kebangsaan Indonesia tanpa sambungan?

Sering ditayangkan di televisi lagu Berkibarlah Bendera Negeriku karya Gombloh. Dinyanyikan dengan merdu dan bersemangat oleh Agnes Monica. Liriknya benar benar menggugah semangat.

“Berkibarlah bendera negeriku,

Berkibarlah engkau di dadaku,

Tunjukkanlah kepada dunia

Semangatmu yang panas mambara..

Daku ingin jiwa raga ini

Selaraskan keanggunan

Daku ingin jemariku ini

Menuliskan karismamu.

Terngiang terus rasanya lagu itu selama Agustus ini, bulan Proklamasi 75 tahun Bangsa Indonesia merdeka. [] Hardjo

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top