BOGOR-KITA.com – Puluhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan riang menyambut kedatangan Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bunda Anak Istimewa Yane Ardian. Di baris paling depan, enam anak perempuan menari dengan cukup luwes. Di belakang mereka ada sepasang anak laki-laki memakai baju kuning didampingi seorang anak perempuan difabel berkebaya putih dan kain batik berjalan menghampiri Bima dan Yane untuk memberikan sebuket bunga mawar untuk Bunda Anak Istimewa.
Penyambutan tak berhenti sampai disitu dibaris kedua, tiga anak perempuan yang juga sama-sama berkebutuhan khusus menari dengan cekatan. Pertunjukan kemudian disambung dengan tarian maumere dari beberapa ABK lainnya. Lalu penyambutan terakhir ditutup dengan anak-anak ABK dibaris belakang yang menari Bungo Jeumpa. Kali ini Bima dan Yane menghampiri barisan dan menari bersama mereka.
Seusai penyambutan, Bima dan Yane yang turut didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin masuk ke dalam ruangan yang berada di Lantai 6 Gedung LIPI, Jalan Ir. Djuanda, Kota Bogor. Selasa (10/10/2017). Disana, sebelum acara Sosialisasi Pendidikan Inklusif dimulai, kembali ada pertunjukan dari belasan ABK berpakaian seragam putih menari tarian Baby Shark dan Goyang Pinguin. Kembali Bima dan Yane ikut menari bersama anak-anak.
Suasana yang ceria kemudian menjadi sendu dan penuh haru ketika seorang anak Tuna Netra bergamis putih dengan tongkatnya berjalan ke depan para hadirin. Disana, anak laki-laki tersebut berhadapan dengan Bima dan meraba wajah orang nomor satu di Kota Bogor tersebut dengan kedua tangannya. Sementara, tamu undangan yang hadir dan melihat tak kuasa menahan air matanya. Begitu pula dengan Bima, pipi Wali Kota Bogor pun basah dengan air mata. Ia pun mencium kening anak tersebut dan memeluknya.
Bima mengatakan, acara ini mempersatukan dua hal yakni kemanusiaan dan konstitusional. Dengan kemanusiaan, kepedulian terhadap ABK semakin diperkuat, sementara dengan Konstitusi mewajibkan untuk memberikan hak yang sama pada ABK. Saat ini ABK di Kota Bogor terus bertambah sehingga diperlukan perhatian dan komitmen bersama. Agar ABK mendapatkan pendidikan yang layak dan mendapatkan hak yang sama seperti anak-anak tanpa hambatan.
“Keberadaan ABK di sekolah Inklusif bukan hanya membuat ABK memiliki keterampilan, mampu menangani hambatannya dan membuat produk yang bisa membuat mereka percaya diri. Melainkan untuk memberikan kesempatan bagi anak, guru, kepala sekolah dan masyarakat untuk mengasah toleransi dan empati dengan adanya keberagaman,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bogor Yane Ardian mengatakan, predikat sebagai Bunda Anak Istimewa itu merupakan amanah. Peran Bunda Anak Istimewa lebih kepada menyadarkan orangtua kalau setiap anak dilahirkan dengan unik, memiliki potensi berbeda dan penanganan yang berbeda-beda.
“Jadi kita sama-sama beri perlindungan, perhatian kepada anak-anak ABK dengan memenuhi hak-hak anak karena ABK itu istimewa. Kedepan saya akan coba terus mengawal,” pungkasnya. []Admin