Kab. Bogor

Wawancara Direktur Utama PT Sayaga Wisata soal Hotel Sayaga

Hotel Sayaga di Jalan Tegar Beriman Cibinong

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – PT Sayaga Wisata Bogor yang merupakan BUMD Pariwisata Kabupaten Bogor telah mulai uji coba mengoperasikan Hotel Sayaga (hotel bintang 3) yang berada di Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Cibinong.

Dalam pengoperasian hotel ini, PT Sayaga Wisata menggandeng mitra yakni PT Metropolitan Golden Management atau Horison Hotels Group.

Untuk diketahui, pembangunan Hotel Sayaga dimulai sejak tahun 2017. Karena sejumlah hal, pembangunan sempat mangkrak. Hingga akhirnya pada 2025 ini, meski belum selesai seluruhnya, namun operasional hotel telah dimulai.

Pada tahun 2025 ini, PT Sayaga Wisata akan menyelesaikan proyek Hotel Sayaga seluruhnya.

Untuk diketahui, Hotel Sayaga bulan Mei ini telah mulai beroperasi dan digunakan oleh beberapa OPD untuk tempat menginap, rapat-rapat dan lokasi pelatihan dan seminar, tercatat di bulan Mei 2025 3 OPD sudah melaksanakan kegiatan di Hotel Sayaga diantaranya Perumda Pasar Tohaga dan Bank Tegar Beriman.

Redaksi Bogor-kita.com berkesempatan mewawancarai Direktur Utama PT Sayaga Wisata, Supriadi Jufri terkait Hotel Sayaga. Berikut petikan wawancara selengkapnya.

Sejak dibangun tahun 2017, akhirnya Hotel Sayaga bisa beroperasi, apa perasaan anda? Apakah bisa anda jelaskan, lika liku pembangunan Hotel Sayaga yang akhirnya bisa selesai 2025?

Ini hotel itu terus terang luar biasa beban lah kalau tidak selesai. Kami terus terang sangat terharu dengan komitmen dan bantuan Bupati Bogor (Rudy Susmanto –red) yang luar biasa komit untuk menyelesaikan masalah Sayaga terutama penyelesaian pembangunan hotel.

Di masa kepemimpinan beliau dengan komitmennya yang luar biasa Akhirnya Alhamdulillah hotel ini bisa selesai dan dapat mulai dioperasikan. Karena kalau tidak diselesaikan ya ini kan di depan mata ya. Pasti akan jadi sorotan terus menerus dari berbagai kalangan.

Hotel itu dulu memang ada masalah dan sudah jadi objek pemeriksaan berkali kali tapi kan alasan ketidakselesaiannya itu karena masalah banjir dan sebagainya. Ada reason yang secara teknis memang tidak bisa dihindari dan itu memang ada sanksinya. Baik terhadap si pelaksana ataupun terhadap pengawas pekerjaan.

Kalau itu diakibatkan force majeure  kan sudah ada aturan sanksi dan konsekuensinya,  tidak bisa disanksi di luar aturan yang ditetapkan, di sisi kontraktor juga ada kewajiban menanggung beban  penambahan biaya yang cukup besar yang tidak bisa diganti oleh Sayaga sebagai pemberi kerja.

Baca juga  UMKM Ciseeng Bagikan Masker dan Nasi Kotak untuk Warga

Di Sayaga juga sama, mundurnya proyek tentu ada penambahan biaya yang cukup besar yang mungkin memang tidak bisa dihandle sendirian, itulah makanya ada penyertaan modal dan segala macam.

Saya kira ginilah, saya secara pribadi, sangat berterimakasih kepada pak Bupati pak Rudy Susmanto, yang sudah komitmen kemarin menyelesaikan masalah hotel. Memang hampir rata rata setiap orang tidak berani mengambil keputusan tapi beliau saya lihat berani take risk untuk ambil keputusan yang  tidak populer sehingga masalah hotel Sayaga ini bisa  selesai.

Nah mudah mudahan hotel sudah selesai, tinggal tugas berikutnya adalah bagaimana cara ngisinya. Ingat hotel ini selesai itu bagian dalam ya, karena luarnya masih belum selesai ini. Karena kita masih ada perubahan desain, kita juga pengin sesuai usulan Sayaga terdahulu bahwa hotel ini naik ke bintang 4, sesuai segmen pasar yang akan disasar oleh Sayaga.

Studi banding dari luar daerah ke Kabupaten Bogor itu demikian banyak dan itu menggunakan standarnya hotel bintang 4.

Kalau kita kemarin masih bintang 3, gak masuk ke segmen pasar yang dituju.

Jika  kita keluar dari segmen market yang dituju dan bertahan di hotel bintang 3, itu secara marketing berat. Makanya sekarang ini mudah mudahan baru selesai tender, mudah mudahan ini ada perbaikan untuk peningkatan ke bintang 4.

Nanti ada perubahan tampak depan, itu kan tampak depan jelek banget. Itu kenapa kami tidak melakukan touching, karena memang mau ada perubahan ini lagi ada proses tender mungkin besok atau lusa sudah tanda tangan kontrak. Mudah mudahan dalam dua tiga bulan fasadnya sudah berbeda (jauh lebih bagus –red).

Informasi yang kami peroleh, Sayaga menggandeng Horison Hotels Group dalam mengelola hotel, bagaimana sistem kerjasamanya?

Jadi awalnya Horison itu, kita kan dulu pengin hotel ini jadi lah, harus jadi lah, kita melakukan beauty contest karena awalnya kami, dulu kan berfikir bahwa PMD (penyertaan modal daerah –red) ditolak, dan rata rata semua orang gak mau lah PMD.

Baca juga  Ade Yasin Fokuskan Pembangunan Kabupaten Bogor di Level Desa

Nah makanya, satu satunya alternatif yaitu melalui investasi, investor.

Awalnya Horison ini investor. Nah investor kan tahu sendiri kalau investor modal sekian harus kembali sekian, risknya dihitung segalam macam, jadi posisi Sayaga kalau ada investor agak lemah lah terhadap kepemilikan revenue hotel itu. Tapi itu terpaksa dilakukan. Karena kan kalau tidak diselesaikan hotel jadi mangkrak dan itu  total loss.

Horison ini masuk sebagai investor melalui tender di awal 2024, mereka investasi Rp17,8 miliar untuk menyelesaikan hotel. Posisi mereka adalah investor yang sebagian besar revenue menjadi hak mereka.

Tapi sejak ada PMD berubah nih, awalnya Sayaga cuma dapat 10 persen mereka 30 persen dari keuntungan, anggaplah begini, bukan dari keuntungan ya. Asumsi hotel itu operasionalnya 60 persen keuntungannya 40 persen asumsi. Jadi awalnya dari 40 persen keuntungan itu 3 bagian untuk mereka 1 bagian untuk kita, sekarang diubah dengan uang investasi dikembalikan, justru 3,5 bagian menjadi kita setengah bagian menjadi mereka.

Mereka hanya dapat 4 persen. Itu saya kira perubahan yang sangat luar biasa untuk Sayaga.

Nah bagaimana status investor dengan dikembalikannya uang, berubah jadi operator. Secara otomatis investor berubah jadi operator. Dan itu memang sudah disetting dari awal dan tercantum dalam klausul lelang tahun 2024

Sayaga saat itu punya kesempatan mengembalikan dana itu selama 2 tahun. Tapi kalau Sayaga tidak sanggup mengembalikan dananya, dia akan tetap menjadi investor selama 10 tahun. Tapi Alhamdulillah dgn ada PMD kemarin, kita bisa mengembalikan dananya. Mudah mudahan kita sedang dalam proses negosiasi, tahun ini itu dananya sudah dikembalikan sehingga, nanti pembagian keuntungannya Sayaga akan jauh lebih besar dibanding saat mereka menjadi investor.

Saat ini, bisnis hotel sedang tidak baik-baik saja, ini menjadi momentum yang kurang baik untuk Sayaga Hotel, Apa rencana besar anda untuk memajukan hotel?

Jadi gini ya, Bogor itu sebagian besar kan hotel di Bogor pendapatannya dari MICE (meeting, insentive, convention and exibiton). Sebenarnya MICE itu tidak hilang tetapi berkurang, hanya saya yakin kalau Pemkab Bogor mau berbagi kemudian perjalanan dinas juga saya yakin tidak akan hilang, karena masih ada DPRD dari luar bogor yang studi banding ke Kabupaten Bogor yang menjadi sumber pasar yang cukup besar

Baca juga  Rektor IPB University Teken MoU dengan Michigan State University dan Nanjing Agricultural University

Pangsa MICE ini tetap akan ada, terutama di Cibinong. Karena untuk tujuan Cibinong itu kan sebenarnya hotel yang berdekatan cuma dua. Nah inilah perlu keberpihakan pemerintah terhadap BUMD. Bagaimana pasar pasar yang dari luar ke Kabupaten Bogor benar benar diutilisasi benar benar dimanfaatkan oleh BUMD.

Kita juga tidak minta 100 persen, ya sebagian lah.  Bagaimana nanti kalau rapat penerimaan kunjungan ya jangan siang hari, dilakukannya di pagi hari, jam 8 jam 9.

Bahkan strategi kami nantinya Sayaga akan menyiapkan ruangan khusus dengan informasi khusus, kalau bapak ibu ke Banyuwangi itu, di sana ada yang namanya information room, jadi semua penerimaan studi banding itu tidak ke dinas, tetapi memang ke ruangan itu.

Nah Sayaga mungkin strateginya nanti akan menyasar market ini. Nanti kita buatkan ruangan pusat informasi Kabupaten Bogor dimana penerimaan kunjungan dilakukan di situ. Nah ini mudah mudahan bisa mengakali kebijakan yang ada dari pemerintah tentang efisiensi. Tapi efisiensi, saya yakin sih dulu kita pernah mengalami ini, zaman MenpanRB pak Yuddy Chrisnandi.

Apa harapan anda dari Bupati Bogor Rudy Susmanto untuk mendukung tingkat okupansi hotel?

Saya sih berharap dengan bantuan pak Bupati supaya hotel ini jadi kemudian ada komitmen dari pemerintah daerah terhadap kajian investasi atas pendirian hotel Sayaga. Jadi kajian investasi atas pendirian Hotel Sayaga itu, kita dapat pangsa pasar kegiatan pemda sebagian. Sebagian itu bisa 10 persen, bisa 20 persen tidak mungkin 100 persen. Jadi saya berharap kalau pemda mengadakan kegiatan di tempat lain, kami juga dibagi lah. Kemarin saya sudah mengajukan kepada Bapak Bupati. Jangan sampai kita punya hotel, pada gak mau ke Sayaga tapi justru ke tempat lain. Bukan gak boleh, tapi berbagi. Kami juga tidak minta 100 persen. 10 persen 20 persen. Sisanya kami akan berjuang di tempat lain. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top