Tirta Pakuan Kembali Operasikan Produksi Air di Spam Katulampa Setelah Terhenti Akibat Kekeruhan Ekstrem
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor kembali mengoperasikan produksi air bersih dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Katulampa pada Senin (3/3/2025) setelah sempat terhenti akibat tingkat kekeruhan ekstrem.
Produksi air bersih yang bersumber dari Sungai Ciliwung dihentikan sementara pada pukul 03.00 WIB karena tingkat kekeruhan air mencapai 8.000 NTU (Nephelometric Turbidity Units).
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan, menjelaskan bahwa kekeruhan ini merupakan faktor alam yang sulit diprediksi.
“Kekeruhan ini terjadi akibat faktor alam, dan kami terus berupaya melakukan yang terbaik. Direktur Teknik (Dirtek) Ardani Yusuf sudah melakukan berbagai uji coba, bahkan sebelumnya kondisi lebih parah saat pembangunan Waduk Ciawi,” ujar Rino.
Ia mengungkapkan bahwa saat pembangunan Waduk Ciawi, kekeruhan air Sungai Ciliwung sangat tinggi sepanjang hari, sehingga dilakukan pembubuhan bahan kimia dua kali. Teknik tersebut kini sedang dipersiapkan kembali untuk menghadapi kondisi serupa.
“Kami akan mematenkan prosedur ini agar dapat digunakan dalam kondisi ekstrem seperti sekarang,” katanya.
Ia mengatakan pentingnya memiliki fasilitas presedimen atau penampungan sementara untuk air sungai sebelum masuk ke proses produksi. Namun, SPAM Katulampa saat ini belum memiliki fasilitas tersebut karena keterbatasan lahan.
“Jika air baku diendapkan terlebih dahulu, hasil pengolahan bisa lebih stabil dan konsisten. Namun, untuk membangun waduk penampungan air baku, itu akan menjadi progres ke depan ketika Tirta Pakuan lebih siap,” jelasnya.
Selain itu, Rino menyebut bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor berencana membangun embung-embung yang dapat dimanfaatkan oleh Tirta Pakuan. Sementara ini, perusahaan memastikan penerapan dua kali pembubuhan bahan kimia dalam situasi kekeruhan ekstrem.
Ia menambahkan bahwa untuk mengantisipasi gangguan pengaliran, pihaknya telah menyiagakan armada mobil tangki.
“Setiap permintaan air tangki langsung kami kirim. Saat ini ada empat mobil tangki yang siap beroperasi dan bisa ditambah sesuai kebutuhan,” ungkapnya.
Sementara, Dirtek Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf, menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan normalisasi pengaliran air di wilayah terdampak, seperti Griya Soka, MBR, dan Perumahan Cimahpar.
“Kami masih membuang udara dalam pipa sejak pukul 09.00 WIB. Produksi sempat mati total karena kekeruhan mencapai 8.000 NTU, sementara batas maksimal untuk produksi berada di kisaran 4.000 hingga 5.000 NTU,” ungkap Ardani. [] Ricky