BOGOR-KITA.com, BOGOR – Bus bantuan yang dikerahkan Pemerintah DKI Jakarta bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bogor, Bekasi dan Tangerang untuk mengurangi kepadatan penumpang KRL, bakal dikenakan tarif mulai pekan depan.
Hal ini sudah disepakati oleh Pemerintah Kota Bogor bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan, Senin (27/7/2020). Sebelumnya bus-bus tersebut yang ditempatkan di Stasiun Bogor, Stasiun Bekasi dan Stasiun Tangerang sejak 15 Juni 2020 dikerahkan secara gratis untuk menekan jumlah pengguna KRL yang memberlakukan pembatasan penumpang.
Menurut rencana, bus bantuan tersebut bakal dikenakan tarif sebesar Rp15 ribu sampai Rp 25 ribu. Uji coba pengenaan tarif terhadap penumpang dimulai pada pekan depan atau awal Agustus 2020.
Menurut keterangan Direktur Angkutan Jalan BPTJ, Aca Mulyana, Senin (27/7/2020), nantinya tidak semua bus akan dikenakan tarif, tergantung jenis bus yang digunakan. Biasanya, bus bantuan menggunakan bus sekolah dan bus JR Connexion.
“Direncanakan tarifnya Rp 15 ribu sampai Rp 25 ribu, tergantung jenis bus yang akan dipakai dan fasilitas yang disediakan,” tutur Aca Mulyana kepada pers di Jakarta.
Tentang jumlah bus yang akan disediakan, pihak BPTJ masih melihat perkembangan jumlah penumpang. Sementara pada awalnya dikerahkan 50 bus menuju Jakarta dari Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang pada setiap hari Senin. Sementara untuk hari Jumat disediakan dari Jakarta menuju Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang pada sore hari.
Sebelumnya Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan telah melakukan survei kepada para pengguna KRL di Stasiun Bogor ihwal alternatif bus berbayar ini. Kata Bima, berdasarkan hasil survei para pengguna KRL setuju untuk menggunakan bus berbayar asalkan tarifnya terjangkau. [] Anto
