Sekjen KLHK Sebut FOLU Net Sink 2030 Untuk Upaya Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI melakukan kick off dan sosialisasi rencana operasional Indonesia’s Forestry and other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030 di Provinsi Jawa Barat. FOLU Net Sink 2030 merupakan sebuah dokumen perencanaan yang menjabarkan target dan kebijakan serta langkah kerja untuk penurunan emisi Gas Rumah Kaca sampai dengan tahun 2030.
Kegiatan tersebut digelar di Ballroom IPB Internasional Convention Center (IICC), Kecamatan Bogor Tengah pada Selasa (6/2/2024).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) KLHK Bambang Hendroyono mengatakan, dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), peran pimpinan daerah dan para stakeholder sangat dibutuhkan.
“Intinya pulau Jawa, dalam kontribusinya mendukung penurunan emisi gas rumah kaca dengan hal-hal yang sangat strategis, khususnya langkah rehabilitasi dan pemulihan lingkungan menjadi bagian kegiatan utama dari rencana operasional,” ucap Bambang.
Menurutnya, pulau Jawa dengan potensi tinggi untuk kontribusi mitigasi dan peningkatan cadangan karbon, membutuhkan langkah-langkah strategis dalam peningkatan tata kelola hutan dan lingkungan yang berkelanjutan.
“KLHK telah menetapkan arahan kebijakan terkait isu-isu strategis pengelolaan hutan, termasuk keberlanjutan ekosistem hutan dalam konteks landscape management,” katanya.
Ia menjelaskan, KLHK akan menguatkan pulau Jawa dengan kegiatan-kegiatan dan aksi nyata dalam upaya penurunan emisi GRK, khususnya kegiatan rehabilitasi dan pemulihan lingkungan untuk menguatkan daya dukung daya tampung.
“Oleh karena itu, rencana operasional di tingkat sub nasional atau provinsi itu disusun. Sekaligus didukung oleh para tenaga ahli dan ahli-ahli akademisi,” jelasnya.
“Sehingga pembangunan berkelanjutan yang harus dibangun tetap tidak meninggalkan aktivitas produktivitas rakyat. Jadi secara kebijakan, tidak saya jelaskan lagi. Tapi yang kita perlukan memang saat ini adalah aksi-aksi nyatanya,” tambahnya.
Sementara itu, Tokoh Muda Green Leader Indonesia, Ananda Tohpati menuturkan, peran masyarakat harus didorong oleh regulator untuk lebih aktif, karena pada dasarnya banyak elemen-elemen masyarakat yang konsern terhadap lingkungan dan konsern terhadap alam.
“Saya tertarik ke sini juga karena ada rencana FOLU Net Sink 2030 di Pulau Jawa dan saat ini tengah disosialisasikan. Jadi mana yang harus pemerintah lakukan dan masyarakat atau kaum muda yang bisa lakukan diakar rumput,” ujar Ananda Tohpati.
Kegiatan ini, lanjut Ananda Tohpati juga diikuti oleh tokoh adat dan kelompok tani. Sebab pada dasarnya alam dan lingkungan akan baik kalau sinergitas antar pemerintah dan masyarakat berjalan hingga akar rumput.
“Kami juga konsisten lakukan penanaman pohon, pembersihan sungai dan hal-hal kecil lainnya,” pungkasnya. [] Ricky