Sejak PPKM Darurat, Kualitas Udara di Puncak Terus Membaik
BOGOR-KITA.com, CISARUA – Data dari Stasiun Metereologi Citeko Cisarua mencatat Kualitas udara di Puncak-Bogor terpantau baik sejak diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Kepala BMKG Citeko, Cisarua, Fatuhri memaparkan, dari data pos pengamatan polusi udara Stasiun Meteorologi Citeko terjadi penurunan konsentrasi gas polutan (co) selama PPKM Darurat.
“Jadi memang dari pantauan kami ada unsur polutan yang bisa menyebabkan polusi partikel dan kimia yang ada di atmosfer itu mulai menunjukkan penurunan konsentrasi,” ujar Fatuhri kepada wartawan, Kamis (29/7/2021).
Penurunan yang signifikan tersebut terutama pada gas karbondioksida, karena gas karbondioksida ini dihasilkan dari aktivitas manusia yaitu pembakaran sumber energi fosil. Misalnya, minyak bumi, batu bara, juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO2),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
“Jadi karena selama PPKM Darurat ini aktivitas masyarakat khususnya wisatawan ke Puncak menurun, berdampak pada penurunan gas karbondioksida, itu yang membuat polusi udara turun,” bebernya.
Penurunan polusi udara di Puncak, lanjut Fatuhri turun hingga mencapai 42 persen dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
“Turunnya sejak mulai PPKM Darurat saja, mencapai 42 persen,” ungkap Fatuhri yang menggantikan posisi Asep Firman Ilahi.
Selain karena penurunan aktivitas masyarakat, dari mulai bulan Juli awal hingga minggu pertama, kawasan Puncak juga sering diguyur hujan. Hal ini menyebabkan terjadi sebuah rainwash.
“Jadi gas-gas polutan dan partikel-partikel itu tercuci dengan hujan hingga turun ke tanah, itu juga faktor yang membuat udara di Puncak bersih.
Sementara, ia menambahkan, saat ini untuk partikel debu di Puncak ada kenaikan karena musim kemarau.
“Jadi kalau di musim kemarau partikel debu meningkat itu wajar,” tandasnya. [] Danu