BOGOR-KITA.com – Program smart village, adalah sebuah program unggulan Bupati Ade Yasin. Program ini sudah dibahas dengan Rektor IPB University Dr. Arif Satria tidak lama setelah Ade Yasin dilantik menjadi Bupati Bogor, Desember 2019. “Program smart village ini harus diterapkan di Kabupaten Bogor karena wilayahnya yang luas dan penduduknya yang padat harus dilayani dengan cepat dan prima dengan memanfaatkan teknologi,” kata Ade Yasin ketika itu.
Pada Maret 2019, Bupati Bogor Ade Yasin dan Rektor IPB University Dr. Arif Satria menandatangani memorandum of understanding (MoU).
Program ini muncul kembali dari Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor, Kardenal dalam acara Bimtek Pengelolaan Website Desa di Hotel Darmawan Park Sentul, Babakan Madang, Selasa (8/10/2019).
“Desa menjadi tumpuan pembangunan nasional saat ini, oleh karena itu desa perlu dikembangkan secara inovatif menuju desa cerdas atau smart village,” kata Kardenal.
Sudah tujuh bulan penandatanganan MoU, sejauhmana pelaksanaan program yang menyejahterakan rakyat desa tersebut?
Saat ditanya, Rektor IPB Dr Arif Satria meminta BOGOR-KITA.com menghubungi Kepala Pusat Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB University Dr Sofyan Sjaf selaku penanggungjawab program.
Dr. Sofyan Sjaf sendiri mengatakan, program tersebut belum jalan.
“MoU Bupati dengan Rektor IPB betul di awal tahun. Untuk general kerjasama. Tapi turunan MoU ke tindak lanjut pelaksanaan smart village belum ada. Baru sebatas presentasi,” kata Sofjan kepada BOGOR-KITA.com, Rabu (9/10/2019) malam.
Ditanya lebih lanjut, Sofjan yang juga Ketua Tim Fasilitasi Tanggung Jawab Sosial Kabupaten Bogor.kembali mengatakan belum ada tindak lanjut.
“Belum ada sama sekali. Kemarin baru sekadar ngobrol dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD). Sudah hampir sebulan. Belum ada respon dari dinas,” tambahnya.
Terkait kesiapan IPB, Sofjan mengatakan, pihaknya dan tim sudah memaparkan konsep smart village kepada DPMD. “Presentasi di depan Pak Ade Jaya (Kepala Dinas DPMD) dan staf DPMD terkait sekolah pemeritahan desa yang outputnya data desa presisi,” terangnya.
“Saya katakan, smart village tak akan mungkin terwujud jika tidak diperbaiki SDM dan data desanya,” tutup Sofjan.
Dikonfirmasi BOGOR-KITA.com, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bogor, Ade Jaya Munadi mengatakan pihaknya sedang menyinkronkan kegiatan dan sistem data.
“Kita sedang sinkronkan kegiatan dan sistem yang dimiliki perangkat daerah dengan konsep IPB. Insya Allah kita arahkan untuk saling menguatkan dalam rangka peningkatan SDM dan keterpaduan data,” kata Ade Jaya.
Ditanya tentang kapan program smart village ini direalisasikan, ia mengatakan sesuai hasil pertemuan sebelumnya DPMD dan Bappedalitbang menyiapkan data, kegiatan dan sistem yang ada.Termasuk dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kaitan kebijakan anggarannya.
“Sinkronisasi dan keterpaduan merupakan upaya meminimalisir kendala,” tambahnya. [] Hari