Kota Bogor

Potret Pemukiman Kumuh di Tengah Kota Bogor

Kakus dipakai ramai ramai

BOGOR-KITA.com – Selintas ota Bogor sudah wah. Bangunan mal dan hotel tampak mentereng. Tetapi balik bangunan mewah itu ternyata masih ada yang kumuh. Salah satunya adalah pemukiman warga di pinggiran sungai seperti  di Gang Texan Tarmidi, RT03/06, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah. Kawasan ini banjir setiap musim hujan. Tak hanya banjir, longsor juga kerap menghantui warga yang sudah tinggal di sana sejak tahun 1990-an.

Kekumuhan daerah itu antara lain terlihat dari mandi cuci dan kakus  atau MCK yang digunakan beramai-ramai oleh warga. MCK itu bukan MCK mentereng, sebaliknya hanya beralaskan terpal, dan kotoran yang dibuang langsung mengalir ke sungai.

Baca juga  Terdampak Proyek Underpass Stasiun Batutulis, Puluhan Rumah Warga Rusak  

Salah seorang warga, di Gang Texan Termidi, RT03/06, Kelurahan Cibogor, Siti Maria Julha (41) mengakui, dirinya sudah tinggal di kawasan tersebut sejak puluhan tahun. Awalnya bersih, kini menjadi kumuh karena dampak dari sampah Pasar MA Salmun.

Selain itu, kata dia, warga masih menggunakan sumber mata air seperti sumur. Sedangkan untuk MCK langsung ke Sungai Cipakancilan yang ada di sekitar rumah. Untuk satu MCK biasanya digunakan hingga 5 KK.

Menurut Siti, untuk kamar mandi warga menggunakan sumur, yang jika hujan, airnya keruh.

Pasda musim hujan, imbuh imbuh Siti warga Gang Texan dihantui banjir yang bisa datang sewaktu-waktu.

“Kalau hujan airnya bisa sampai ke atas dan memasuki rumah kami. Kami jelas khawatir bila hujan turun. Kami pun sering berjaga-jaga bila mendung menyelimuti awan,” katanya.

Baca juga  LBH KBR Sarankan Pemkot Bangun Parkir Terpadu

Warga lainnya, Acih Sukarsih (55) menjelaskan di kawasan itu ada 5 rumah yang kerap terkena banjir saat hujan. Rumah itu adalah rumah yang paling bawah. “Tapi kalau air sungai Cipakancilan meluap, semua rumah kebanjiran,” tandasnya.

Tak hanya itu, bila hujan banyak binatang yang masuk ke dalam rumah. “Kadang biawak dan ular. Dulu itu tahun 90-an kali Cipakancilan bersih sekali dan bisa digunakan untuk mandi dan cuci. Tapi sampah dibuang ke kali, airnya dangkal dan kotor,” paparnya.

Sukarsih berharap, Pemkot Bogor lebih memperhatikan kawasan di tengah kota yang kumuh itu. “Minimal ada perawatan kali agar tak banjir. Kami memang tidak mau direlokasi karena sudah enak tinggal di sini dan warga sekitar sudah seperti saudara. Hanya saja tempat- seperti ini perlu diperhatikan oleh pemkot, apalagi air kali itu berbau dan sering meluap,” tukasnya. [] Harian PAKAR/Admin 

Baca juga  Fraksi Amanat Nurani DPRD Kota Bogor Bagikan Vitamin Kepada Wartawan
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top