Petualangan Kuliner di Kota Bandung
Oleh: Shafira oktaviany –
Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB
Perjalanan saya ke Bandung kali ini benar-benar menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Begitu tiba di kota yang dikelilingi pegunungan ini, udara sejuk langsung menyambut saya, membuat lelah perjalanan terasa sirna. Pemandangan alam yang hijau, jalanan yang dipenuhi pepohonan rindang, dan suasana kota yang dinamis seakan mengundang untuk dieksplorasi lebih dalam. Saya memutuskan untuk memulai petualangan dengan mengunjungi Hello Summer, sebuah kafe yang unik dengan nuansa tropis ala pantai.
Begitu masuk, saya langsung disambut oleh dekorasi ceria: pasir putih di lantai, kursi warna-warni, dan tanaman hijau yang menambah kesan segar. Saya duduk di sudut yang menghadap dekorasi hammock dan papan selancar, sambil menikmati segelas mocktail segar dan berberapa loyang pizza yang ternyata merupakan makanan best seller disana. Rasanya seperti sejenak melarikan diri ke pantai, meskipun saya masih berada di tengah kota Bandung.
Setelah puas bersantai dan mengabadikan momen di sudut-sudut estetik kafe, saya melanjutkan perjalanan ke The Heritage, salah satu tempat belanja populer di Bandung. Bangunannya yang klasik dengan sentuhan arsitektur kolonial membuat tempat ini terasa begitu ikonik. Di dalamnya, berbagai pilihan pakaian, mulai dari fashion kasual hingga busana kekinian, tersusun rapi.
Saya pun tak tahan untuk membeli beberapa baju sebagai oleh-oleh. Yang menarik, setelah puas berbelanja, saya bisa langsung menikmati makanan di area kuliner yang ada di sana. Tapi, saya memilih menahan lapar sebentar karena sudah berencana mencicipi nasi kapau di Kedai Pak Ciman yang terkenal itu.
Ketika tiba di Kedai Pak Ciman, aroma rempah langsung menyapa hidung saya. Saya memesan sepiring nasi kapau lengkap dengan rendang, ayam gulai, dan sayur nangka khas mereka. Rasanya benar-benar mengingatkan saya pada nasi Padang, dengan cita rasa yang kaya dan lauk yang melimpah. Setelah kenyang, saya kembali ke vila tempat saya menginap untuk beristirahat sejenak, mengumpulkan tenaga untuk menjelajah Bandung di malam hari.
Saat malam tiba, saya tak ingin melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Jalan Lengkong, yang saya dengar dikenal sebagai surganya street food di Bandung. Suasana jalanan yang ramai, aroma makanan yang menggoda, dan deretan gerobak yang menjajakan aneka kuliner membuat saya bingung harus mulai dari mana. Saya akhirnya mencoba cimol bojot yang tentunya memiliki rasa pedas gurih, asinan mangga dengan bubuk asin yang menggiurkan, dan martabak Terang Bukan manis dengan isian keju dan cokelat yang lumer. Saya menikmati setiap gigitan sambil duduk di pinggir jalan, merasakan denyut kehidupan malam Bandung yang hangat dan bersahabat.
Keesokan paginya, saya memulai hari dengan mencicipi Batagor Kingsley yang legendaris. Tekstur batagornya yang renyah berpadu sempurna dengan bumbu kacang yang kental dan gurih, membuat saya mengerti mengapa tempat ini begitu terkenal. Setelah sarapan, saya memutuskan untuk menghabiskan waktu santai dengan mengagumi keindahan Bandung dari salah satu taman kota, menghirup udara segar sambil menikmati pemandangan gunung yang mengelilingi kota ini.
Sebagai penutup perjalanan, saya mengunjungi restoran Iga Bakar Si Jangkung yang sedang viral di media sosial. Daging iga yang empuk, dibakar dengan bumbu khas, disajikan panas-panas bersama nasi hangat dan sambal, benar-benar menjadi hidangan yang sempurna untuk mengakhiri petualangan kuliner saya di Bandung. Sebelum kembali pulang, saya tak lupa membeli bola ubi kopong yang renyah di luar dan kosong di dalam, camilan khas yang menjadi oleh-oleh favorit wisatawan.
Perjalanan singkat ini membuat saya semakin jatuh cinta pada Bandung. Kota ini tidak hanya memanjakan lidah dengan beragam kuliner lezat, tetapi juga menawarkan keindahan alam yang memukau dan suasana yang selalu membuat rindu. Saya berjanji pada diri sendiri, suatu hari nanti pasti akan kembali untuk mengeksplorasi lebih banyak sudut menarik dari kota ini.
