Pengamat Sebut Rena Da Frina Berpotensi Raup Suara Besar Sepekan Terakhir
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Tren kenaikan elektabilitas calon Wali Kota (cawalkot) Bogor Rena Da Frina dapat menjadi kekuatan potensial jelang sepekan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 November.
Apalagi dari beberapa temuan survei ternyata persentase pemilih bimbang (swing voters) di Kota Bogor masih cukup besar serta menurunnya suara pasangan calon (paslon) lain.
Pandangan tersebut dikemukakan analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Ideapol Institute, Yintrosius Bena, Kamis (21/11/2024).
“Meningkatnya elektabilitas Rena Da Frina di Pilkada Kota Bogor jadi perhatian serius. Masih ada seminggu lagi menuju Pilkada Kota Bogor dan amat mungkin Rena Da Frina suaranya lebih bertambah lagi,” ujar Yintrosius.
Menurut Yintrosius, pendukung naiknya elektabilitas Rena Da Frina sebab masyarakat menilai bahwa program serta misi ditawarkan mantan Kadis PUPR Kota Bogor itu lebih menyentuh lapisan bawah.
Lainnya, kerja partai politik (parpol) pengusung bersama tim pemenangan yang efektif setiap harinya mensosialisasikan Rena Da Frina agar dapat diterima masyarakat Kota Bogor.
“Keduanya, visi misi dan kerja parpol pengusung, relawan, maupun tim sukses lain, saling berkaitan. Visi misi Rena Da Frina lah yang disampaikan parpol dan relawan ke masyarakat Kota Bogor supaya diterima,” ujar Yintrosius.
Yintrosius menambahkan, cara pembawaan Rena Da Frina berinteraksi dengan masyarakat saat kampanye memberi kesan baik sehingga dapat memikat hati pemilih.
Terbaru, hasil survei Puspoll Indonesia yang dilaksanakan 12-17 November memotret kenaikan elektabilitas paslon Rena Da Frina-Achmad Teddy Risandi yakni 18,4 persen. Paslon Rena-Teddy berada di urutan ketiga setelah Dedie Rachim-Jenal Muttaqien dan Atang Trisnanto-Annida Allivia.
Survei Puspoll Indonesia juga menemukan sebanyak 34,7 persen masyarakat Kota Bogor masih swing voters. Lalu, 36,4 persen masyarakat Kota Bogor baru memantapkan pilihan sepekan jelang Pilkada atau ketika sudah di TPS.
Survei digelar Litbang Radar Bogor pada 4-7 November juga mendapatkan hasil menurunnya elektabilitas paslon Dedie-Jenal meski masih menempati urutan pertama.