BOGOR-KITA.com – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat menggagas program transmigrasi bernama Smart Trans. Fokus utama dari program tersebut adalah melambungkan ikatan emosional transmigran asal Jabar yang sudah menetap di daerah lain.
“Artinya, mereka tidak lepas dari akar budaya Jawa Barat,” ucap Kepala Disnakertrans, Ade Afriandi, dalam jumpa pers di kantor Disnakertrans, Jl. Soekarno-Hatta No.532, Kota Bandung, Minggu (12/5/2019).
Menurut Ade Afriandi, pihaknya akan membantu pemerintah daerah setempat untuk memberikan pelatihan kepada transmigran asal Jabar. Tujuannya agar transmigran asal Jabar mampu mengolah hasil produksi pertanian.
“Mereka yang sudah menetap akan diberikan pelatihan keterampilan olah tanah, mengolah hasil produksi dan pasar, sehingga ada transformasi untuk menjadi petani sekaligus pengusaha,” katanya.
Pun demikian dengan masyarakat Jabar yang ingin bertransmigrasi. Disnakertrans Jabar, kata Ade Afriandi, akan memberikan pelatihan keterampilan serupa. Hal itu dilakukan guna menyukseskan Smart Trans.
“Sebelum berangkat mereka harus diberikan keterampilan, mengolah tanah, mengolah hasil pertaniannya dan mengolah pasar,” ucapnya.
“Memang program ini kecil, tapi nanti akan menjadi besar dengan konsep tersebut,” ucap Ade Afriandi melanjutkan.
Ade Afriandi mengatakan bahwa transmigran asal Jabar menyebar di Pulau Kalimantan dan Sulawesi. Oleh karena itu, Disnakertrans Jabar akan memulai program tersebut dengan mengunjungi Kendari.
“Minggu depan kami akan ke Pulau Muna di Kendari, karena ada sedikit kendala mengenai penempatan lokasi transmigran, asalnya dari pesisir tapi ditempatkan di gunung,” tutupnya.
Pada tahun 2014, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat memberangkatkan 91 kepala keluarga (331 Jiwa). Mereka disebar di 10 kabupaten di 8 provinsi di luar Pulau Jawa.
Transmigran asal Kabupaten Cirebon sebanyak 5 KK 20 jiwa dan asal Kabupaten Kuningan 10 KK 39 jiwa ditempatkan di Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Transmigran asal Kabupaten Bogor sebanyak 5 KK 21 jiwa di Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan.
Transmigran asal Kota Bogor 3 KK 15 jiwa dan asal Kabupaten Cianjur 2 KK 8 jiwa di Kabupaten Kayong Utara Provinsi Kalimantan Barat.
Asal Kabupaten Bogor 4 KK 12 jiwa, asal Kabupaten Pangandaran 3 KK 8 jiwa, asal Kota Banjar 2 KK 5 jiwa dan asal Kabupaten Cirebon 5 KK 20 jiwa ditenmpatkan di Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara.
Transmigran asal Kabupaten Bandung 6 KK 19 jiwa, asal Kabupaten Subang 5 KK 16 jiwa, asal Kabupaten Bandung Barat 3 KK 12 jiwa di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah.
Transmigran asal Kabupaten Sumedang 5 KK dan asal Kabupaten Karawang 10 KK di Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah.
Transmigran asal Kabupaten Indramayu 4 KK 13 jiwa dan asal Kabupaten Garut 5 KK 20 jiwa di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan.
Transmigran asal Kabupaten Cianjur 5 KK 18 jiwa di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
Transmigran asal Kota Banjar 6 KK 20 jiwa dan asal Kabupaten Purwakarta 4 KK 6 jiwa di kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sedangkan transmigran asal Kabupaten Sukabumi sebanyak 10 KK 42 jiwa ditempatkan di Kabupaten Maluku Temgah Provinsi Maluku. [] Admin/Pemdaprov Jabar