BOGOR-KITA.com – Pembangunan infrastruktur spiritual penting mengingat perubahan dunia terkait dampak teknologi digital. Dampak digital ini ada dua sisi, positif dan negatif. Sisi positif digital salah satu di antaranya yaitu konektifitas, sementara sisi negatif seperti tidak terantisipasinya informasi yang masuk tanpa filter atau tabayyun, sehingga banyak beredar informasi bohong atau hoaks.
“Anak-anak kita hari ini harus dibekali oleh kesiapan spiritualitas menghadapi urusan dunia di luar masjid yang begitu hebat dan sering kali mengkhawatirkan,” kata Ridwan Kamil (Emil) Ridwan Kamil saat Subling (Shubuh Keliling) di Masjid At Ataqwa, Jalan Kebon Sirih No. 10, Kota Bandung, Minggu (24/2/2019).
“Kalau kita lihat pendidikan kita makin miris, seperti ada murid melawan gurunya. Kalau dulu mah boro-boro, karena dulu itu sosok guru adalah pengganti orangtua yang sangat dihormati. Kalau sekarang karena pengaruh sisi buruk dari sebuah revolusi digital,” tandasnya.
Dalam kesempatan itu Emil mengemukakan bahwa jumlah penduduk Jawa Barat hampir 50 juta atau 20% dari total jumlah penduduk Indonesia. Dengan jumlah ini, masyarakat Jawa Barat perlu menjadi teladan bagi masyarakat lainnya di Indonesia, terutama keteladanan dari sisi spiritualitas ataupun batiniahnya.
Oleh karena itu, lanjut Emil, untuk menjadi masyarakat teladan diperlukan simbol yang bisa menjadi referensi seperti masjid atau rumah ibadah. Hal ini dilakukan untuk membangun keseimbangan antara lahir dan bathin. Jumlah masjid di Jawa Barat yang hampir 100 ribu unit diharapkan tidak hanya makmur dari kuantitasnya saja. “Kita berharap bukan jumlahnya tapi kemakmuran masjidnya,” harap Emil.[] Admin/Humpro Setda Jabar
