Kab. Bogor

Pakar IPB University: Memaknai Pentingnya Hari Keluarga Nasional di Masa Pandemi COVID-19

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Hari keluarga nasional digagas oleh Prof Haryono Suyono sebagai Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di era Presiden Soeharto. Hari keluarga nasional ditetapkan tanggal 29 Juni berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor 39 Tahun 2014.

Di balik penetapan tanggal 29 Juni sebagai hari keluarga, ternyata menyimpan makna penting untuk diteladani dan digaungkan kembali sehingga peringatan hari keluarga nasional tidak hanya ceremony semata.  Hari keluarga nasional diawali pada tanggal 29 Juni 1970 dengan bangkitnya kesadaran keluarga Indonesia untuk membangun keluarga kecil, bahagia dan sejahtera melalui  Keluarga Berencana (KB). Dengan demikian, tanggal tersebut juga merupakan momen penting dimulainya gerakan KB nasional.

Dosen IPB University, Dr Tin Herawati saat ini terus berusaha mencari pemikiran-pemikiran dari seorang tokoh Prof Haryono Suyono yang sangat peduli pembangunan keluarga. Ia pun menemukan pokok-pokok pikiran Prof Haryono yang disampaikan kepada Presiden Soeharto saat menjelang penetapan hari keluarga nasional.

Baca juga  Pemkot Bogor - IPB University, Teken Kerja Sama Masterplan Kawasan Agrowisata Halal

Pokok-pokok pikiran tersebut adalah mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa; perlunya keluarga untuk kesejahteraan bangsa; membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera. “Pokok-pokok pikiran Prof. Dr. Haryono Suyono yang tak lekang oleh waktu, perlu kita teladani dan sangat penting kita gaungkan kembali tentang pentingnya keluarga dan kita kuatkan kembali semangat membangun keluarga,” kata Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB University ini.

Hari keluarga nasional pada tahun 2021 bersamaan dengan masa pandemi COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan menyebabkan keluarga dihadapkan pada berbagai ujian sekaligus tantangan.  Makna penting di balik Hari Keluarga Nasional jika dikaitkan dengan pokok-pokok pikiran Prof Haryono Suyono adalah mengingatkan semua keluarga untuk bangkit dan semangat berjuang menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan di masa pandemi COVID-19.

“Keluarga harus bangkit dan semangat untuk membangun dirinya sendiri, tidak hanya mengandalkan kekuatan eksternal keluarga tetapi juga dengan mengandalkan kekuatan internal yang dimiliki keluarga,” ujar pakar Ilmu Keluarga IPB University ini.

Baca juga  Wisata Wana Griya Parung Masih Urus Perizinan

Ia juga menegaskan bahwa menguatkan fungsi keluarga merupakan salah satu kekuatan internal penting dalam menghadapi pandemi COVID-19. Menurutnya, meskipun dihadapkan pada berbagai permasalahan, Indonesia harus maju, pantang mundur untuk membangun sumberdaya manusia unggul dan menjadi prioritas pembangunan nasional dalam upaya mewujudkan Indonesia maju.

“Makna penting di balik hari keluarga nasional  adalah mengingatkan peran penting keluarga dalam membangun SDM unggul untuk kemajuan bangsa,” katanya.

Momen ini, lanjutnya, harus menjadi kebangkitan akan kesadaran keluarga dan semua pihak bahwa keluarga adalah institusi pertama dan utama dalam mendidik. Tidak hanya itu, keluarga juga menjadi tempat pertama untuk melindungi serta memelihara anak-anaknya sesuai dengan nilai-nilai keluarga, norma masyarakat dan agama yang dianut sehingga dihasilkan SDM berkualitas  untuk kemajuan  bangsa.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pandemi COVID-19 yang telah terjadi sejak awal Maret 2020 tentunya sangat berdampak pada lingkungan terkecil (mikrosistem), yaitu keluarga.  Perubahan demi perubahan dihadapi oleh keluarga pada sektor pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan sebagainya sehingga memengaruhi kehidupan seluruh anggota keluarga.

Baca juga  Tingkatkan Imunitas dengan Mengonsumsi Yoghurt Probiotik

“Makna penting di balik hari keluarga nasional adalah mengingatkan semua pihak untuk semangat membangun keluarga, sudah saatnya pembangunan keluarga dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi, ” jelasnya dalam rilis IPB University.

Komprehensif yang dimaksud berarti pembangunan keluarga harus dilakukan secara menyeluruh untuk semua aspek kehidupan keluarga pada berbagai struktur, tipe dan tahapan siklus hidup keluarga.  Sementara, terintegrasi berarti seluruh kebijakan, program dan kegiatan terkait pembangunan keluarga harus dilaksanakan  secara terpadu dan bersinergi.

“Pembangunan keluarga secara komprehensif dan terintegrasi diharapkan keluarga mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera,” pungkas anggota tim penulis buku Metode Penelitian Keluarga yang dirilis oleh IPB Press tahun 2003 ini. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top