OPINI: Kok Tega! Harga Minyak Goreng Setinggi Itu, Apa Kabar Rakyat Biasa
Oleh :
Nadila Nur’Aeni
Mahasiswi S1
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
IPB University
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Sejak kuartal keempat 2021 hingga memasuki awal tahun 2022, masalah terkait kenaikan harga minyak goreng ramai diperbincangkan di Indonesia. Sebagai salah satu kebutuhan pangan pokok rumah tangga, kenaikan harga minyak goreng khususnya minyak kelapa sawit tentu saja sangat berpengaruh pada berbagai aktivitas masyarakat. Tidak hanya pada aktivitas rumah tangga, tetapi dampak kenaikan harganya juga dirasakan oleh sejumlah bisnis di bidang kuliner. Hal ini juga diperparah dengan kenaikan permintaan menjelang bulan suci Ramadhan.
Tingginya permintaan akan minyak goreng dari tahun ke tahun akibat bertambahnya jumlah penduduk menjadikan minyak goreng memiliki peranan yang krusial terhadap perekonomian Indonesia. Kenaikan harga yang terjadi pada minyak goreng ini dikarenakan terpengaruhnya oleh harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Jadi, adanya kenaikan harga CPO akan sangat berpengaruh terhadap kenaikan harga minyak goreng.
Mengapa hal tersebut terjadi?
Mengutip Direktur KPBN Rahmanto Amin Djatmiko yang dilansir pada Sawit Indonesia (2022), CPO mengalami kenaikan hingga Rp15.000/kg dan angka tersebut merupakan harga CPO tertinggi sepanjang sejarah. Tingginya harga tersebut dikarenakan faktor kelangkaan pasokan CPO, di sisi lain permintaan akan CPO sebagai bahan baku minyak goreng meningkat di seluruh belahan dunia. Kelangkaan tersebut dikarenakan menurunnya produktivitas perkebunan kelapa sawit baik itu milik BUMN, swasta, bahkan petani swadaya di Indonesia dan Malaysia (Timorria, 2021). Adapun beberapa faktor utama yang menyebabkan turunnya produktivitas kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia dilansir dari (Majalah Sawit Indonesia, 2022) diantaranya :
- Faktor kurangnya tenaga kerja di perkebunan sawit, hal tersebut akibat dari adanya karantina wilayah sejak adanya pandemi Covid 19 dimana diberlakukannya pembatasan jumlah tenaga kerja.
- Faktor cuaca buruk, adanya cuaca buruk seperti banjir tentunya akan menghambat produktivitas perkebunan kelapa sawit dan dapat terancam gagal panen.
- Faktor tingginya harga pupuk, bila harga pupuk terlampau tinggi hal tersebut tentunya berdampak pula pada peningkatan biaya produksi minyak sawit. Disamping itu para petani swadaya juga banyak yang merasa tidak mampu, adanya disparitas harga antara pupuk bersubsidi dan pupuk tidak bersubsidi menyebabkan para petani swadaya tentunya akan mengurangi kadar pupuk pada tanaman sawit dan hal tersebut akan berpotensi pada hasil panen yang kurang signifikan atau menurun.
Selain faktor-faktor diatas, penyebab penurunan produktivitas kelapa sawit ini juga karena masih kurangnya kesadaran untuk penanaman kembali perkebunan kelapa sawit yang baru sehingga hal tersebut menyebabkan menurunnya output saat pemanenan kelapa sawit.
Apa dampaknya terhadap masyarakat terkait kenaikan harga minyak goreng?
Dilansir dari channel youtube KOMPASTV yang berjudul “Seberapa Besar Pengaruh Kenaikan harga minyak Goreng Serta Kedelai Pada Cost Of Living?”, dampak yang timbul dari naiknya harga minyak goreng diantaranya sebagai berikut :
- Harga bahan pangan pokok lainnya juga ikut meningkat, salah satunya komoditas beras, dan kedelai.
- Diperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal satu akan berpengaruh/sangat berdampak, dimana masih adanya pandemi covid 19 yaitu varian omicron dan juga daya beli masyarakat Indonesia yang masih belum dapat dikatakan pulih sepenuhnya.
- Nilai inflasi meningkat terutama pada bahan pangan berupa tahu dan tempe.
Bagaimana solusi yang tepat untuk masalah tersebut?
Solusi yang telah dilakukan pemerintah sebelumnya yaitu berupa menciptakan kebijakan subsidi minyak goreng. Dimana domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) mewajibkan eksportir CPO menjual 20% ekspornya untuk konsumsi dalam negeri dengan harga 9.300/kg. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 6 Tahun 2022, pemerintah juga menerapkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp11.500/liter untuk minyak goreng curah dan Rp14.000/liter untuk minyak goreng kemasan premium. Namun, solusi tersebut hanya bersifat jangka pendek dan dapat menyebabkan kerugian pada produsen dan petani, serta dapat memperburuk kelangkaan pasokan CPO dimana biaya produksinya juga masih tinggi. Bila masih adanya sistem penerapan kebijakan “satu harga” atau yang biasa disebut subsidi pada pertengahan Januari 2021, kelangkaan pasokan di beberapa toko masih menjadi masalah (Jannah, 2022).
Dari pengalaman gagal tersebut, Presiden Joko Widodo mengumumkan pada konferensi pers virtual Jumat 1 April 2022, dan juga mengunggahnya di akun instagram beliau bahwa pemerintah akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng kepada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT) serta kepada 2,5 juta pedagang kaki lima guna meringankan beban masyarakat terutama akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bantuan tersebut berupa dana sebesar Rp300.000 yang merupakan gabungan bulan April, Mei, dan Juni. Dana tersebut rencananya akan diberikan pada awal bulan April 2022.
DAFTAR PUSTAKA
[BKP] Badan Ketahanan Pangan. 2021. Prognosa Kebutuhan dan Ketersediaan
Pangan Tahun 2021. Badan Ketahanan Pangan. Jakarta.
CPOPC. (2021). Palm Oil Supply and Demand Outlook Report 2022. Diakses dari (https://www.cpopc.org/wp-content/uploads/2021/12/CPOPC-OUTLOOK-2022.pdf)
Palm Oil Magazine Indonesia. (2022, January 19). Tertinggi Sepanjang Sejarah, Harga CPO KPBN Capai Rp 15.000/Kg. Diakses dari (https://sawitindonesia.com/tertinggi-sepanjang-sejarah-harga-cpo-kpbn-capai-rp-15-000-kg)
Timorria, I. M. (2021, November 6). RI Produsen CPO Terbesar, Kok Harga Minyak Goreng Bisa Naik?. Ekonomi Bisnis. Diakses dari (https://ekonomi.bisnis.com/read/20211106/12/1462790/ri-produsen-cpo-terbesar-kok-harga-minyak-goreng-bisa-naik)
“Seberapa Besar Pengaruh Kenaikan harga minyak Goreng Serta Kedelai Pada Cost Of Living.” YouTube, diunggah oleh Kompastv, 5 April. 2022, (https://www.youtube.com/watch?v=V93LVm-xohQ)