BOGOR-KITA.com, KARAWANG – Korban banjir akibat luapan sungai Cibeet di Kampung Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe barat, Karawang, mengaku selama dua hari mengungsi di emper rumah penduduk yang aman dari banjir, belum dapat bantuan dari Pemerintah setempat.
“Mengungsi di rumah saudara, karena tempat tinggalnya terendam setinggi 1 meter,” kata Kominas (54) warga Rt 02/01.
Dia mengaku mengungsi bersama anak dan dua cucunya, tidur di emperan rumah dengan alas dan selimut tidur seadanya, karena pakaian dan selimut yang dibawa seadanya, belas kasihan saudara yang memberikan tempat untuk mengungsi.
“Namanya numpang, pakaian dan selimut seadanya,” akunya.
Pengungsi lain, Daman (76) mengaku mengalami hal yang sama dengan pengungsi lain, belum ada bantuan sembako dari pemerintah daerah setempat selama dua hari mengungsi di emperan rumah warga lain yang lokasinya lebih tinggi dari banjir.
“Bantuan dari mana, belum ada apalagi sembako,” kata Daman, warga Rt 03/01.
Dengan lirih para pengungsi merasa bantuan mie instan juga tidak merata, padahal sangat membutuhkan bantuan selama di pengungsian, seperti sembako, air minum dan selimut untuk tidur malam hari .
“Kami butuh bantuan air minum dan selimut serta sembako,” tandas Daman.
Kepala Desa Karangligar, Eneng Komariah menjelaskan bagi warga korban banjir yang belum mendapatkan bantuan sembako, silakan datang ke kantor desa.
“Silakan warga korban banjir datang ke posko atau kantor desa,” jelasnya [] Nandang