Kota Bogor

Kuasa Hukum Pertanyakan Paklaring Yang Dikeluarkan PDJT Kepada Karyawan

roy
Roy Sianipar SH MH

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Kuasa Hukum mantan karyawan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Jasa Transportasi, Roy Sianipar, S.H., M.H mempertanyakan paklaring yang diberikan BUMD milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor kepada mantan karyawan.

Pasalnya paklaring yang diberikan Perumda Jasa transportasi yang dikeluarkan pada 24 Juli 2017 itu atas perintah dari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) pada Waktu itu Rakhmawati.

Managing Partner J.A.W.A.R.A & Associates itu mengatakan saat ini pihaknya menyediakan pos pengaduan mantan karyawan PDJT untuk mengkoordinir pengaduan-pengaduan mantan karyawan PDJT.

Menurutnya, ada beberapa masalah berkas yang diterima mantan karyawan PDJT, salah satunya paklaring yang keluar pada 24 Juli 2017. Untuk itu, pihaknya akan melakukan cek dan ricek kebenaran paklaring tersebut terhadap fakta dan bukti yang ada.

“Yang menjadi pertanyaan adalah ketika paklaring ini dikeluarkan motivasinya apa. Kedua paklaring ini kan memuat alasan atau keterangan pekerja itu mengundurkan diri atau memang dilakukan pemutusan kerja, nah disini ada permintaan sendiri, apakah itu permintaan sukarela yang dimaksud berdasarkan surat pengunduran diri atau seperti apa. Ini yang akan kita lakukan klarifikasi,” ucap Roy Sianipar saat ditemui di kantor LBH J.A.W.A.R.A & Associates, Jalan Pandu Raya, Kecamatan Bogor Utara, Kamis (16/6/2022).

Baca juga  Catatan Mahasiswa Asal Bogor Hadapi Pandemi di Turki

Pengacara yang dikenal tegas dan lugas ini mengaku banyak menerima pengaduan terkait masalah paklaring tersebut. Untuk itu pihaknya akan mempelajari berkas-berkas yang dimiliki mantan karyawan PDJT tersebut, kemudian setelah mendapat bukti pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada pihak PDJT (Perumda Jasa Transportasi).

“Apakah dalam hal ini PDJT dapat membuktikan karyawan ini mengajukan pengunduran diri secara sukarela seperti yang dimaksud dalam undang-undang. Kalau ada silahkan dibuktikan,” katanya.

“Namun kalau nanti kami lihat ada aturan dan langkah-langkah menurut kami tidak patut secara hukum tentu akan kita lakukan secara hukum, misalnya kita akan lakukan klarifikasi dulu, kemudian kita akan lakukan somasi lalu selanjutnya langkah – hukum berikutnya,” paparnya.

Baca juga  Revitalisasi Pasar Blok F Kebon Kembang Dimulai Setelah Lebaran

Sementara, salah satu mantan Karyawan PDJT, Agus Suhendar mengaku dirinya mendapatkan tawaran paklaring dari Plt Direktur PDJT untuk memproses Jaminan Hari Tua (JHT) di BPJS Ketenaga kerjaan.

“Saya juga sempat tanya ke plt direktur PDJT, kalau saya dikasih ini (Paklaring) berarti saya bukan karyawan PDJT lagi?. dia bilang ini hanya formalitas saja,” kata Agus Suhendar.

Ia menjelaskan, bahwa dalam paklaring itu disebutkan bahwa karyawan berhenti dengan hormat dengan permintaan sendiri alias mengundurkan diri.

Padahal kata Agus dirinya tidak pernah mengajukan surat pengunduran diri, namun pada saat itu dirinya disuruh tanda tangan surat dan dirinya pun tidak mengetahui surat yang ditanda tanganinya itu surat pengunduran diri atau bukan.

“Setelah menerima paklaring saya masih disuruh kerja lagi sama Plt Direktur PDJT dan selama 4 bulan gaji belum dibayarkan sampai saat ini,” ujarnya.

Baca juga  Sabet 3 Penghargaan, Sekda Puji Kinerja PPID Kota Bogor

Para karyawan sempat mendapat angin segar saat melakukan aksi demo ke Balaikota Bogor dan ditemui langsung Wali Kota Bogor Bima Arya. Bima Arya pun berjanji akan membayarkan sisa upah mantan karyawan PDJT yang belum dibayar selama 4 bulan tersebut.

“Iya, pak Wali waktu itu berjanji akan membayar sisa gaji kita, tapi sampai saat ini belum juga dibayar. Saya tetap mengharapkan gaji saya yang 4 bulan itu dibayarkan,” tandasnya.

Sementara itu dalam klarifikasinya Plt Dirut Perumda Jasa Transportasi Rachma Nissa mengaku tidak mengetahui secara pasti tentang paklaring tersebut sehingga sedang menelusuri ke dalam internal dan meminta keterangan dari BPJS Ketenaga kerjaan tentang proses pencairan JHT agar bisa membuat jelas masalah ini.

“Saya kan baru bergabung dengan Perumda Jasa Transportasi jadi kita masih telusuri dulu tentang proses paklaring itu jadi bisa mendapatkan kejelasan hingga pencairan JHT,” tutup Nissa. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top