Terminal Baranangsiang
BOGOR-KITA.com – Kita sudah mengadakan rapat akbar semua pengurus. Hasilnya, semua sepakat memecat Dedi Mihardi sebagai ketua KPTB. Penggantinya ditunjuk secara aklamasi saya sendiri. Hal ini dikemukakan Tedy Irawan, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris KPTB kepada PAKAR, Selasa (20/1).
Tedy menuturkan, pemecatan Dedi sebagai Ketua KPTB sudah berdasarkan kesepakatan bersama yang tertuang dalam Surat Keputusan KPTB No : 021/SK-kptb/1/2015, tentang Pemberhentian Ketua KPTB, yang ditandatangani langsung oleh Wakil Ketua Jonyarman Damanik, dirinya selaku sekretaris saat itu dan bendahara Wiwi Widaningsih. Pemecatan juga memiliki dasar-dasar kuat, di antaranya, Dedi sudah tidak sejalan dengan prinsip perjuangan dan komitmen organisasi tentang penolakan hotel dan mal di Terminal Baranangsiang. Kemudian, yang bersangkutan juga sudah berlaku tidak demokratis dan mengabaikan hak berpendapart anggota KPTB, dan telah melakukan pembohongan publik dengan menyatakan KPTB mendukung pembangunan mal dan hotel di Terminal Baranangsiang.
“Kami atas nama KPTB mengatakan, bahwa menolak adanya pembangunan hotel dan mal di Terminal Baranangsiang. Kami tetap komitmen dan konsekuen dari sejak awal sampai saat ini tetap bertahan di Terminal Baranangsiang apapun yang terjadi,” tegasnya.
Tedy menjelaskan mengapa sampai saat ini KPTB tetap menolak pembangunan hotel dan mal di Terminal Baranangsiang, yakni karena jika sampai terjadi ada hotel dan mal, maka masyarakat yang ada di terminal seperti, pedagang, pengasong, pengamen, dan usaha lainnya nantinya menjadi tidak jelas posisinya. “Apakah elemen masyarakat itu bisa ditampung oleh pemda maupun pihak ketiga, sedangkan jumlah mereka saat ini saja ada 2000 orang,” katanya.
KPTB akan berjuang menolak adanya pembangunan hotel dan mal di terminal, untuk mempertahankan pedagang, musisi, pengamen, pengasong serta yang mencari usaha di terminal. “Kalau sudah jadi hotel atau mal, mana mungkin mereka akan menampung orang-orang ini, karena dari faktor usia dan pendidikan saja sudah tidak memadai. Itulah yang menjadi dasar kami menolak pembangunan hotel dan mal di terminal ini,” bebernya.
Saat dikonfirmasi Ketua KPTB versi Dedi Himardi Arif kepada PAKAR mengungkapkan, Sekretaris KPTB yang bernama Tedy Irawan sudah dinonaktifkan oleh KPTB sejak bulan Desember 2014 lalu. Dedi juga mengaku aneh, mengapa sudah dinonaktifkan, tetapi sekarang malah membuat pernyataan bahwa dirinya sebagai Ketua KPTB.
“Tedy itu adalah sekretaris yang sudah dinonaktifkan dengan munculnya Presidium KPTB bulan Desember 2014 lalu. Alasannya, karena sekretaris itu sudah tidak loyal terhadap perjuangan KPTB. Tedy sudah keluar dari kontek kesepakatan perjuangan yang sejak awal berkomitmen tidak akan menggandeng pihak manapun selain yang ada di dalam terminal. Tedy sudah tidak menjalankan perjuangan itu dan malah melakukan provokasi serta tidak mengurus KPTB lagi,” tegasnya.
Dedi menambahkan, seharusnya Tedy menyadari bahwa KPTB bukan komunitas yang bisa dikendalikan oleh LSM ataupun aktifis mahasiswa. KPTB adalah komunitas murni dari unsur elemen masyarakat yang ada di Terminal Baranangsiang.
“LSM dan mahasiswa itu tidak memiliki kepentingan apa-apa di Terminal Baranangsiang, karena mereka bukan bagian dari elemen yang ada di terminal. Seharusnya yang diperjuangkan itu adalah pedagang, pengasong, pengamen dan para pekerja maupun pengusaha yang ada di terminal. Tetapi sekretaris sudah bertindak di luar batas dengan menggandeng pihak-pihak dari luar terminal,” beber Dedi yang mengaku sebagai Ketua KPTB yang tercantum dalam tim terpadu bersama dan memiliki SK resmi dari Walikota Bogor. [] Harian PAKAR/Admin