BOGOR-KITA.com – Mahasiswa harus mampu escape from the past dan memiliki ability to invent the future. Hal ini dikemukakan Rektor IPB Dr Arif Satria saat memberikan sambutan dalam Kongres Kebangkitan Mahasiswa Indonesia (BEM SI) di Kampus IPB, Bogor, Sabtu (18/5/2019).
Secara keseluruhan, Dr Arif Satria mengemukakan dua narasi besar yang perlu disikapi oleh gerakan mahasiswa Indonesia di era disrupsi sekarang ini.
Pertama, mahasiswa harus berperan mengawal transisi demokrasi, karena saat ini demokrasi Indonesia masih dalam tahapan prosedural, belum substansial. Secara substansial, masih banyak nilai-nilai demokrasi yang perlu disempurnakan. Hal ini yang membedakan peran mahasiswa di negara maju dan negara berkembang, di mana sistem demokrasi di negara maju sudah mapan dan matang.
“Karena itu, gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral masih sangat dibutuhkan untuk mengawal proses demokrasi di Indonesia (pendampingan, advokasi, kontrol sosial) untuk mencapai tujuan dalam berbangsa dan bernegara, dengan catatan gerakan tersebut berada dalam koridor idealisme dan independensi,” kata Arif Satria.
Kedua, peran mahasiswa pada era disrupsi, di mana Indonesia saat ini menghadapi kondisi VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity). Volatility banyak dipicu oleh perkembangan teknologi informasi, IOT, big data, artificial intelligence, dan sebagainya. Perubahan iklim, dinamika geopolitik global, dan sebaginya itu memicu uncertainty. Persoalan yang dihadapi juga semakin kompleks, sehingga mahasiswa dituntut harus berpikir sistem secara komprehensif.
Selain itu, perubahan yang terjadi juga semakin tidak familiar yang menyebabkan situasi ambigu. Untuk itu, para pemimpin mahasiswa harus berpikir masa depan.
Lima kompetensi utama harus dimiliki mahasiswa untuk mampu berbuat untuk masa depan yakni complex-problem solving, critical thinking, creativity, communication dan collaboration.
“Lima hal kompetensi ini mutlak dimiliki agar para pemimpin mahasiswa mempunyai kualifikasi sebagai powerful agile learner, agar, mahasiswa mampu escape from the past dan memiliki ability to invent the future,” tandas Dr Arif Satria. [] Hari