BOGOR-KITA.com – Lapangan Balaikota Bogor yang tampak kering, akan disulap jadi lapangan yang lebih segar. Bukan karena lapangan yang sekarang berlapis keramik itu diubah menjadi taman, bukan. Melainkan karena lapisan batu keramik akan diganti menjadi batu andesit yang ditata sedemikian rupa sehingga berpola bunga bangkai atau Amorphophallus. Unsur segarnya akan muncul dari warna bungka bangkai yang didominasi warna ungu.
Lapangan seluas 150 meter persegi itu menjadi halaman Gedung Balaikota Bogor, sebuah gedung bergaya kolonial yang dibangun tahun 1868. Dulunya gedung itu pernah menjadi tempat berkumpulnya kaum sosialita Belanda.
Lapangan itu tidak hanya sering digunakan sebagai tempat melakukan upacara resmi Pemkot Bogor, tetapi juga sering dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat menggelar demo.
Di sisi kanan gedung yang dulu bernama De Societeit atau The Club menjulang pohon tinggi. Julang pohon tinggi dari Istana Bogor yang hanya dipisahkan oleh Jalan Juanda, sesungguhnya juga meneduhkan lapangan Balikota. Namun, mungkin karena faktor luas dan pola peredaran matahari, maka pada siang hari, lapangan itu tampak kering diterpa terik matahari.
Tidak heran kalau pendemo acap kali berteduh ke bawah pohon yang menjulang di sisi kanan Balaikota.
Kepala Bagian (Kabag) Umum pada Setda Kota Bogor Yadi Cahyadi mengatakan, usai dilakukan lelang ulang pada pertengahan Agustus lalu, proyek renovasi senilai Rp1miliar itu sudah mulai dikerjakan lagi pekan lalu.
Yadi Cahyadi yang mantan Kepala Bidang Pertamanan pada Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor ini menambahkan, renovasi lapangan tidak sekadar renovasi, melainkan dilandasi pada suatu konsep tertentu. Konsepnya, lapangan itu akan disulap menjadi suatu yang bermakna. Kumpulan batu andesit yang melapis tanah, akan dipola menyerupai bentuk tertentu.
Seperti apa? Awalnya, bentuknya dipilih menyerupai tugu kujang. Tetapi belakangan diputuskan menyerupai gambar bunga bangkai.
Bunga Bangkai atau Amorphophallus, yang sudah dilindungi oleh International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) atau World Conservation Union, terdiri dari berbagai jenis. Setidaknya terdapat sekitar 170 spesies bunga bangkai di seluruh dunia. Spesies yang terkenal di Indonesia adalah Amorphophallus titanum (bunga bangkai raksasa, Titan Arum, Suweg raksasa), Amorphophallus gigas (Amorphophallus raksasa Sumatera), Amorphophallus decussilvae (Bunga bangkai jangkung, bunga bangkai Jawa Barat).
Yadi Cahyadi tidak menyebut bunga bangkai jenis apa yang akan dipola di lapangan Balaikota.
Namun bunga bangkai jenis apapun, hasilnya sudah terbayang.
Lapangan yang kering diterpa terik matahari itu akan tampak lebih sejuk akibat pancaran warna bunga bangkai yang didminasi warga ungu yang mengelilingi semacam tuas di tengahnya.
Warna ungu akan melahirkan citra sejuk kerana seolah melawan terpaan terik matahari. Ketika berkolaborasi dengan julangan pohon di sisi kanan Balaikota dan julangan pohon dari Istana Bogor, akan memunculkan citra Balaikta yang semakin sejuk.
Dengan citra yang sejak itu, diharapkan mempengaruhi Walikota yang berkantor di Gedung Balaikota sehingga senantiasa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sejuk, segar dan inovatif, tidak saja bagi warga Kota Bogor tetapi juga bagi turis yang datang ke Kota Bogor.
Menurut Yadi Cahyadi, pengerjaan renovasi ditergetkan selesai satu bulan. Tetapi CV Sakala Swarna Saba selaku kontraktor diberi waktu 100 hari. Jika pengerjaannya sudah dimulai pekan lalu, maka maksimal tiga bulan lagi, Kota Bogor akan muncul dengan satu lagi pernak-pernik keindahan yakni pernak pernik keindahan lapangan Balaikota bergambar bunga bangkai yang menyejukkan.
Tidak hanya itu, proyek perbaikan itu juga bakal menyasar taman bermain di sebelah Balaikota, juga di depan Kantor Sekda Kota Bogor. Pada tahap berikutnya bangunan Balai Kota Bogor juga akan diperbaiki mulai dari atap dan teras. [] Fadil