BOGOR-KITA.com – Tanah retak, disebut juga tanah bergeser dengan lebar geseran mencapai 30 sentimeter terjadi Kampung Cimangurang Rw. 02 Rt. 03, 04 dan 07 di Desa Cijayanti Kecamatan Babakan Madang. Sebanyak 22 rumah retak, termasuk Masjid Nurul Palah.
Camat Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Yudi Santosa membenarkan telah terjadi pergeseran tanah diwilayahnya. Menurutnya, awalnya pergeseran tanah terjadi pada pukul 07.00 WIB, kembali terjadi pada pukul 19.00 WIB kurang lebih sekitar 30 centimeter.
“Hasil pengecekan postif kang, baru saja terjadi lagi pukul 21.00 WIB ini sudah bergeser lagi hingga hampir satu meter,” katanya seperti dilansir TribunnewsBogor.com, Senin (22/10/2018). Ia menduga penyebabnya karena hujan deras yang terjadi selama tiga hari berturut-turut.
Tanah retak di Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang
Tanah Retak
Kasus tanah retak sudah beberapa kali terjadi di Kabupaten Bogor. Tahun 2016, 24 unit rumah warga di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, rusak disebabkan oleh tanah retak dan amblas akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut.
Keretakan tanah terjadi saat hujan deras melanda wilayah tersebut, tepatnya di Kampung Sikantor, RT 004/RW 006. Retakan sepanjang 700 meter menyebabkan retakan sebagian rumah warga dengan kedalaman amblas antara 10 sampai dengan 15 cm.
Pada Oktober 2017, kemungkinan terjadinya keretakan tanah sudah menjadi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor. BPBD ketika itu mengeluarkan surat imbauan berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM bahwa ada potensi pergerakan tanah dan banjir bandang selama Oktober 2017 di sebagian wilayah Kabupaten Bogor.
Kepala Pelaksana BPBD) Kabupaten Bogor Koesparmanto ketika itu menyebutkan, dari 40 kecamatan, 22 di antaranya masuk dalam daftar Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana. BPBD mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap bencana gerakan tanah banjir bandang di wilayahnya masing-masing.
“Jadi ketika hujan deras lebih dari 1 jam, warga yang tinggal di lereng gunung dan bantaran sungai untuk segera mengungsi,” kata Koesparmanto ketika itu. Adapun 22 kecamatan yang masuk daftar wilayah berpotensi pergerakan tanah dan banjir bandang adalah, Kecamatan Babakanmadang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol, dan Kemang. [] Admin