BOGOR-KITA.com, BOGOR – Sejarah Hari Santri Nasional bermula dari resolusi jihad yang dicetuskan oleh pendiri NU KH Hasyim Asy’ari, pada 22 oktober tahun 1945 silam. Resolusi jihad bertujuan untuk mencegah kembalinya tentara Belanda yang mengatasnamakan NICA ke Surabaya.
Hal itu disampaikan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Bogor dari Fraksi Fraksi Amanat Nurani (F-AN) Achmad Rifki Alaydrus.
Menurutnya peringatan hari santri ini sebagai bentuk penghormatan bangsa Indonesia terhadap peran santri yang ikut berjuang untuk kedaulatan NKRI.
“Tanpa adanya keterlibatan santri di zaman dulu kemungkinan kemerdekaan sulit untuk kita rebut,” kata Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini kepada BOGOR-KITA.com, Rabu (21/10/2020).
Dengan demikian, lanjut anggota Komisi III ini, sebagai generasi muda penerus bangsa, harus berterima kasih atas perjuangan para santri yang tak mengenal lelah dalam perjuangannya merebut kemerdekaan, maka dari itu generasi penerus bangsa harus banyak mencontoh dari perjuangan santri.
“Santri itu tidak selalu yang mondok saja, tetapi yang berakhlak baik dialah yang disebut santri. Maka dimulai dari selalu memperbaiki diri pribadi kita yang utama dalam pembenahan mental dan berjiwa santri,” jelasnya.
Di masa pandemi ini, peran santri juga dibutuhkan dalam memerangi dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab dalam memerangi Covid-19 ini diperlukan kerjasama di semua sektor seperti pemerintah, masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama termasuk juga santri.
“Saya yakin negara kita masih bisa bertahan di dalam masa sulit ini, karena adanya doa dari para santri yang terus mendoakan agar negara tercinta kita ini segera pulih dari masa pandemi,” tutupnya. [] Ricky