Kota Bogor

Guru Besar IPB University: Membimbing Mahasiswa Perlu Seni Tersendiri

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dalam perkembangan pendidikan yang sangat dinamis ini, Prof Ronny Rachman Noor, Guru Besar IPB University menyatakan bahwa menjadi pendidik di level perguruan tinggi memerlukan seni tingkat tinggi. Ia mengibaratkan seperti bermain layang-layang, dosen perlu melihat ukuran dan jenis layang-layang, kekuatan angin, serta arah angin.

Ia mengatakan, “Tanpa pengetahuan, skill dan kesabaran maka bukan tidak mungkin layang-layang tersebut akan putus dan terbawa angin entah ke mana. Jika hanya layang-layang, mungkin kita tidaklah perlu terlalu perduli karena bisa diganti dengan layang-layang yang baru.”

Namun, katanya, yang sedang kita diskusikan ini adalah generasi penerus yang kelak suatu saat nanti akan juga berperan dan memiliki tanggung jawab besar.

Ia pun mengaku, mendidik dan membimbing mahasiswa S1, S2 dan S3 tentunya akan sangat berbeda. “Jika pada level S1, mahasiswa pada umumnya sedang dalam proses mencari jati dirinya, kaya akan ide-ide liarnya dan semangat yang membara, maka pada level S2 dan S3 dosen menghadapi mature student yang sedang mencari kedalaman dan  kemandiran ilmu,” tambah dosen IPB University dari Fakultas Peternakan ini.

Lebih lanjut, ia menerangkan, kegagalan dosen dalam mengatur strateginya dalam membimbing mahasiswa pada strata yang berbeda ini tidak saja akan membuat dosen pembimbing menjadi frustrasi, namun juga mahasiswanya menjadi kebingungan dan frustrasi. Untuk mengatasi hal ini, Ia pun menyarankan, supaya diadakan pertemuan dan diskusi secara terbuka antara dosen dan mahasiswa bimbingannya.

Baca juga  Gegara Utang, 4 Orang di Bogor Segel Mushola

“Dosen dapat saja menentukan aturan-aturan yang harus disepakati, namun sebaiknya dikomunikasikan dengan mahasiwa yang akan dibimbing dan ditanyakan apakah aturan tersebut dapat disepakati,” ujarnya.

Sosok yang pernah menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Australia ini  pun menjelaskan, beberapa hal yang perlu disepakati antara dosen dengan mahasiswa. Kesepakatan tersebut antara lain, kesepakatan bertemu dengan dosen tepat waktu, kesepakatan akan kemandirian mahasiswa dalam arti tidak selalu tergantung pada dosen pembimbingnya, kesepakatan mahasiswa untuk menghubungi dosennya jika sedang menghadapi  masalah baik masalah pribadi maupun masalah akademik; serta kesepakatan terkait aturan cara dan waktu diskusi dan komunikasi.

“Kesepakatan ini penting untuk dipatuhi baik oleh dosen dan mahasiswa agar proses bimbingan dapat berjalan dengan baik,” ujar Prof Ronny.

Dalam pelaksanaannya, lanjut Prof Ronny, kegagalan melakukan kesepakatan di awal bimbingan dapat berakibat fatal. Ia mencontohkan, seperti terputusnya komunikasi karena dosen dan mahasiswa merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi. Bahkan, menghilangnya mahasiswa dari kegiatan akademis yang menyebabkan mahasiswa mengalami Drop Out (DO).

Hal lain yang menurutnya perlu dipertimbangkan dosen pembimbing adalah jumlah bimbingan. “Dosen perlu mempertimbangkan dengan matang terkait  waktu yang harus dialokasikannya dalam melakukan bimbingan di luar tugas pokoknya seperti memberikan kuliah, meneliti dan melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat serta tentunya waktu bagi keluarganya,” katanya.

Baca juga  Revitalisasi Lapangan Manunggal Siap Mulai, Bakal Selesai Akhir Tahun

Prof Ronny lebih lanjut menyatakan, “Membimbing S1 lebih kepada kegiatan rutin agar mereka dapat lulus tepat waktu dengan kualitas yang tinggi dan juga pembukaan wawasan, kemandirian dan motivasi. Sedangkan membimbing mahasiswwa S2 dan S3 akan lebih menekankan pada pengembangan wawasan dan kemandirian keilmuan.”

Prof Ronny juga menerangkan, konflik antara dosen dan mahasiswa dapat terjadi jika sudah tidak ada lagi komunikasi dan kesesuaian di antara keduanya. Jika hal ini terjadi maka dapat saja menjadi fatal. Oleh karena itu, ia menyarankan supaya kesepakatan antara dosen dengan mahasiswa dipatuhi kedua pihak.

Prof Ronny menyarankan agar dalam melakukan pembimbingan, dosen pembimbing sebaiknya memperlakukan mahasiswa seperti anaknya sendiri. “Sebagai orang tua, sudah pasti bahwa mereka akan memberikan segala sesuatu untuk anaknya agar anaknya kelak nanti mendapat bekal yang cukup untuk mengarungi samudra kehidupan yang maha luas ini,” ujar pakar genetika ternak dari IPB University ini.

Ia mengingatkan, jika misalnya pada suatu titik mahasiswa yang dibimbimbingnya tersebut putus kuliah, maka harus dibayangkan nasib apa yang akan menimpanya. Termasuk nasib orang tuanya yang telah dengan susah payah membanting tulang membiayai kuliah anaknya.

Baca juga  DPRD dan Gubernur Jabar Setujui Pemekaran Bogor Timur dan Indramayu Barat

Prof Ronny mengaku, dalam menghadapi keragaman sikap, perilaku, tata krama dan kemampuan akademis mahasiswa yang dibimbingnya, dosen pembimbing memang memerlukan kesabaran tingkat tinggi dan seni tersendiri dalam membimbing. Di samping itu, ia juga menyarankan, supaya mahasiswa dapat menempatkan diri dan menentukan waktu yang tepat untuk melakukan konsultasi dengan pembimbing.

“Sering kali mahasiswa terlalu menumpukan kemajuan studinya pada pembimbing dan melupakan bahwa tanggung jawab sebenarnya ada pada mahasiswa,” ujarnya.

Prof Ronny juga mengingatkan supaya mahasiswa harus mengetahui waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan pembimbingnya dan tidak meminta diskusi dalam waktu mendadak.

“Mahasiwa juga harus dapat menentukan apa yang akan didiskusikan dengan pembimbingnya karena tidak semua hal harus didiskusikan dengan pembimbing mengingat sebagian dari permasalahan yang dihadapi mahasiswa itu dapat diselesaikan sendiri,” ujar Prof Ronny.

Dari sisi dosen, katanya, kebahagiaan terbesar yang diperolehnya adalah ketika menyaksikan mahasiswa yang dibimbingnya bahagia bersama keluarganya di saat wisuda.

“Pada hakikatnya, kebahagiaan yang hakiki bagi seorang dosen adalah ketika kelak pada suatu saat nanti benih yang pernah ditanam dan dirawatnya tumbuh subur, menyebar dan menghasilkan buah,” ujar Prof Ronny. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top