BOGOR-KITA.com, BOGOR- Mengenai bahaya infeksi flu babi jenis baru G4 EA H1N1 pada manusia apabila dibandingkan dengan infeksi COVID-19, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Dr drh Surachmi Setiyaningsih menyebutkan bukti tentang bahaya infeksi G4 EA H1N1 pada manusia masih sangat sedikit untuk bisa mengkaji keganasan virus. Artikel yang melaporkan adanya infeksi virus pada para pekerja peternakan babi di China membuktikan sekitar 10 persen (35 orang) terpapar, tetapi tidak ada informasi yang jelas terkait gejala klinis pada para pekerja tersebut. Demikian juga, keganasan virus pada manusia masih belum terbukti dengan tegas.
Namun begitu Dr drh Surachmi Setiyaningsih meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap flu babi jenis baru tersebut.
Dikatakan, kajian retrospektif di Cina baru menemukan dua pasien positif G4 EA H1N1. Yakni satu orang dewasa (umur 46 tahun) menunjukkan gejala flu berat disertai pneumonia yang berujung kematian karena kegagalan sistem dan kasus pada seorang anak berumur 9 tahun hanya menunjukkan gejala flu ringan.
“Virus penyebab COVID-19 (SARS-CoV-2) mudah menular antar manusia. Tapi sejauh ini belum ada bukti adanya penularan G4 EA H1N1 antar manusia. Seperti kita ketahui, SARS-CoV-2 yang juga pertama kali muncul di China saat ini telah menyebar ke seluruh dunia dan menyandang status pandemi, sementara sirkulasi virus influenza G4 EA H1N1 sampai saat ini masih terbatas di China. Namun demikian, ada kekhawatiran G4 EA H1N1 berpotensi menjadi pandemi mengingat virus tersebut merupakan keturunan dari virus flu babi penyebab pandemi 2009,” katanya dalam keterangan tertulis diterima BOGOR-KITA.com, Selasa (7/7/2020).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa prediksi tersebut didasarkan pada temuan kelompok ilmuwan China melalui eksperimen laboratorium menggunakan hewan model yang menunjukkan virus ini mampu menginfeksi dan menular lewat udara secara efisien, sangat mendekati karakter pdm/09 H1N1. Selain itu, adanya percampuran genetik pada G4 EA H1N1 mengakibatkan variasi antigenik dan reaktivitas silang yang rendah dengan virus vaksin influenza musiman, sehingga dikhawatirkan kekebalan populasi yang ada tidak mampu memberikan perlindungan.
Ditambahkan lagi bahwa dengan kemampuan G4 EA H1N1 menginfeksi manusia akan meningkatkan peluang bagi virus untuk beradaptasi lebih lanjut. Karenanya, WHO akan terus mengawasi dengan cermat perkembangan kasus ini, sekaligus menekankan pentingnya kewaspadaan kita terhadap influenza, lanjutnya.
Di tanah air Dr Surachmi mengamati letak kandang babi yang berdekatan dengan pemukiman masih jamak ditemukan, terutama pada peternakan rakyat. Hal tersebut meningkatkan risiko penularan ke manusia sekaligus menjadi peluang terjadinya percampuran (reasorsi) gen-gen berbagai strain virus influenza yang dapat menghasilkan varian baru. Ditegaskan pentingnya untuk penerapan biosekuriti yang baik pada peternakan babi. Diantaranya menjaga kebersihan kandang dan lingkungan dengan melakukan sanitasi dan disinfeksi, melindungi diri saat berkontak langsung dengan babi, serta melakukan pengawasan lalu-lintas babi. Tidak hanya itu, penting juga melakukan sosialisasi tentang “flu babi” kepada masyarakat umum dan para pelaku usaha terkait. [] Hari