Dosen IPB Paparkan Kekuatan Sirkular Ekonomi di Desa
BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Desa mempunyai kekuatan prasyarat kehidupan. Prasyarat kehidupan yang dimaksud adalah tumbuhan, tanah, air, pangan, dan energi.
Hal ini dikemukakan Dr Arya Hadi Dharmawan, Dosen IPB University yang juga Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Selasa (29/12/2020).
“Energi, terutama energi terbarukan. Jadi sebetulnya desa menjadi tumpuan kehidupan. Jadi kalau kota tiba-tiba hilang, semua akan pergi ke desa, dan desa akan memberikan kehidupan dan kemakmuran bagi masyarakat dan orang-orang yang akan hidup di sana,” terang Dr Arya.
Terkait sirkular ekonomi, Dr Arya menjelaskan, desa mempunyai potensi yang luar biasa. Pasalnya, sirkular ekonomi ini adalah upaya mengubah suatu hal yang tidak bermanfaat menjadi bermanfaat dan fungsional.
“Nah, di desa itu banyak sekali hal-hal yang tidak berguna tetapi memiliki banyak manfaat. Sudah ada banyak desa yang bisa mandiri, seperti mandiri energi dari sampah,” tambah Dr Arya.
Contoh desa yang sudah mandiri dengan memanfaatkan sampah adalah Desa Cisondari, Kecamatan Pasir Jambu, Bandung. Di daerah tersebut, awalnya banyak sampah atau limbah kotoran sapi yang mengotori sungai. Namun, saat ini kotoran tersebut sudah diolah menggunakan biodigester yang kemudian menghasilkan biogas. Biogas tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasak dan penerangan di rumahnya.
“Saya menegaskan bahwa desa itu punya kemandirian yang luar biasa. Tergantung bagaimana nanti inovasi itu ditumbuhkembangkan di desa. Nah ini perlu para tehnologist-tehnologist yang masuk ke desa,” ungkap Dr Arya.
Untuk mencari inovasi dari desa, Dr Arya menjelaskan bahwa inovasi tersebut dapat muncul secara indigenous dari desa. “Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa dipersentuhkan dengan akademisi itu menjadi penting,” tegasnya.
Ia pun menyinggung upaya diseminasi inovasi kepada masyarakat secara tepat. Menurutnya, diseminasi inovasi ini dapat dilakukan oleh peneliti atau inovatornya, pemerintah daerah setempat maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan volunteer.
“Upaya diseminasi inovasi ini penting, supaya inovasi maupun teknologi yang dihasilkan oleh para inovator bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu orang yang tepat untuk melakukannya,” ujar Dr Arya. [] Admin