Wisata

Disbudpar Teliti Batu Purba di Kantor Desa Cinangneng

Situs Gong di Cinangneng

BOGOR-KITA.com – Empat buah batu jenis umpag (penyangga bangunan zaman megalitikum-red) mirip goong atau gong, diduga bagian dari ceceran ornamen benda purbakala yang sudah 7 tahun silam berada di halaman Kantor Desa Cinangneng, Kecamatan Tenjolaya, dalam waktu dekat akan ditinjau dan diteliti oleh tim ahli kepurbakalaan dari Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor.

Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor, Rahmat Surjana mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui tentang kebenaran keempat batu yang tergolek di depan Kantor Desa Cinangneng tersebut, apakah memang merupakan bagian dari ornamen situs atau bukan.
"Makanya, nanti akan kami teliti terlebih dahulu. Setelah itu barulah bisa diketahui hasilnya," kata Rahmat, saat dikonfirmasi PAKAR melalui sambungan telepon, Selasa (21/10).
Rahmat sendiri sempat terperanjat, ketika diinformasikan PAKAR bahwa empat batu mirip gong itu akan dipindah dan digeser lebih ke depan yang lokasinya masih berada di halaman Kantor Desa Cinangneng.

Baca juga  Disbudpar Dinilai Gegabah Soal Papan Nama di STPP

Pergeseran ini dilakukan karena Pemdes Cinangneng berencana akan diberi atap cungkup serta di pagar besi agar batu tersebut lebih aman dan enak dipandang mata.
"Nanti dulu, jangan di pindah dulu. Tunggu dan biarkan kami teliti keberadaannya apakah benar atau bukan ke empat batu goong tersebut adalah tinggalan purbakala. Jangan sampai rusak saat dipindahkan," cegahnya.   
Masih kata Kadis, pihaknya berkeyakinan bahwa di wilayah Bogor Barat masih banyak tersebar situs yang belum diketahui dan belum terinventarisir oleh Disbudpar. "Oleh karena itu kami mengimbau kepada semua warga masyarakat se Kabupaten Bogor, tolong bantu kami untuk menginformasikan jika menemukan bebatuan berbentuk aneh yang diduga  tinggalan purbakala, agar kami bisa menginventarisirnya guna menjaga kelestariannya serta melindunginya dengan undang undang," tukasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Cinangneng, Ajis mengatakan, sebelum ia menjabat Kades Cinangneng, keempat batu tersebut sudah ditempatkan di depan kantor desa. "Bentuknya unik mirip goong (nama salah satu alat gamelan Sunda)," bebernya.
Sebenarnya, sambung kades, pihaknya berkeinginan memindah empat batu itu ke tempat semula di Kampung Cinangneng lebak. Namun lokasi lama itu sudah padat pemukiman rumah penduduk," ungkapnya. 
Setelah dipertimbangkan, lanjutnya, lebih baik keberadaannya tetap berada di halaman kantor desa namun digeser lebih ke depan. "Tapi, untuk memindahkannya serta membuat bangunan pengaman berbentuk cungkup dan diberi pagar besi, desa terkendala biaya. Untuk itu kami berharap Disbudpar dan Balai Cagar Budaya (BCP) Serang Banten membantu anggaran pemindahan dan pembuatan bangunan cungkup maupun pagar, termasuk menelitinya untuk memastikan batu tersebut tinggalan purbakala atau tidak," pungkasnya.[] Harian PAKAR/Admin

Baca juga  Bogor Tempo Doeloe: Tata Ruang Bogor Dirancang Sesuai Etnis Eropa, China, Pribumi
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top