Netizen

Dilarang Banyak Pikir Banyak Omong, Mengapa?

TBM Lentera Pustaka, Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

Oleh: Syarifudin Yunus,

(Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Bogor)

BOGOR-KITA.com, TAMANSARI – Ada prinsip sederhana. Tidak perlu banyak mikir, tidak usah banyak omong. Kata Pak Bob Sadino “Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar justru kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah”.

Jadi bukan tidak boleh. Punya cita-cita setinggi langit. Mimpi yang hebat. Resolusi tahun baru yang keren. Tapi itu semua tiada guna bila hanya “omong kosong”. Bila sebatas rencana. Tanpa aksi nyata. Maka wajar. Mimpi itu tidak ada yang terwujud bila kebanyakan mikir. Mimpi itu butuh eksekusi, butuh aksi.

Semua gara-gara kebanyakan mikir, kebanyakan omong.

Tiap tahun baru pengen begini, pengen begitu. Tapi sayang, hanya sebatas di pikiran sebatas di omongan. Katanya, hidup begini-begini saja. Tidak ada perubahan. Karena banyak orang tidak mau berubah. Semua akibat kebanyakan mikir kebanyakan omong.

Baca juga  Sentul City Bukukan Laba Bersih Rp239 Miliar Pada Kuartal 1 2021

Negara dipikirin. Pemimpin dipikirin. Orang lain dipikirin. Terus, apa yang dikerjain?  Hingga lupa, mikirin diri sendiri dan mau berbuat apa? Ujung-ujungnya, punya segudang rencana tapi tidak ada yang bisa dikerjain. Giliran ngobrol, bisa ngabisin waktu sampai 2-3 jam. Apa saja diomongin. Ngalor-ngidul, komat-kamit hingga ngedumel sambil nyinyir. Tidak jelas apa yang dipersoalkan. Begitu kehabisan bahan omongan, apa boleh buat orang lain pun diomongin. Jago mikir, juara ngomong. Tapi sayang, tidak jago berbuat tidak bisa bertindak.

Maka ada slogan “omdo” alias omong doang. Itulah slogan yang pas, Untuk mereka yang hanya kebanyakan mikir, kebanyakan omong. Tapi tidak bisa kerja, tidak bisa berbuat apa-apa. Ada kebaikan di depan mata pun, justru menjauh. Entah, hidupnya untuk apa dan mau ke mana?

Baca juga  Prof Suria Darma Tarigan Paparkan Kedalaman Sumur Resapan yang Efektif

Aneh gak sih? Banyak orang tidak suka negaranya impor beras. Tapi mereka tidak mau tanam padi. Emang ada beras datang tanpa ditanam? Emang ada buah-buahan bisa dipanen tanpa ditanam? Bila ada pun, itu pasti beras dan buah-buahan digital yang ada di komputer atau di handphone.

Jadi, untuk apa jago mikir, jago ngomong. Bila faktanya tidak jago bertindak. Ketahuilah, orang jago mikir dan jago ngomong hanya punya satu kehebatan. Yaitu “tidak mampu merealisasikan”. Rencana segudang, tapi eksekusi kosong. Maka semua jadi omong kosong.

Sudahilah banyak mikir. Berhentilah banyak omong.

Karena tidak ada kebaikan dan perubahan akibat pikiran dan omongan. Berbuat dan bergeraklah untuk kebaikan dan kemaslahatan umat. Tidak perlu banyak mikir, tidak usah banyak omong. Dan tidak perlu pengen mengubah orang lain atau dunia. Bila tidak mau mengubah diri sendiri dulu. Tak usah banyak mimpi dan berkhayal. Kerjakan saja apa yang bisa dikerjakan.

Baca juga  OPINI: Usung Dedie Rachim di Pilwalkot, Bukti PAN Gagal Kaderisasi

Seperti di taman bacaan. Cukup kelola anak-anak yang membaca. Kelola buku-buku yang ada. Bikin program dan aktivitas taman bacaan yang menyenangkan. Maka taman bacaan tidak akan “mati suri”. Taman bacaan tidak cukup dipikirin apalagi diomongin. Tapi harus dikerjain, apapun kondisinya.

Memang, tidak perlu banyak mikir tidak perlu banyak omong. Tapi bertindaklah agar memberi manfaat bagi orang lain. Ketahuilah, tidak ada orang yang menderita karena berbuat dan bekerja keras. Tapi yang ada, betapa banyak mereka menderita dan berkeluh-kesah karena terlalu banyak pikir banyak omong. Namun tidak cukup mampu berbuat. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Salam literasi. []

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top